News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Suara Jerman dari Gaza': Selamat dari Perang, Namun Pikiran Tetap Tinggal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

'Suara Jerman dari Gaza': Selamat dari Perang, Namun Pikiran Tetap Tinggal

Di lingkungan Kreuzberg, Berlin, kehidupan berlangsung seperti biasa. Cuaca di bulan September dengan sedikit sinar matahari dan beberapa awan mendung. Tulisan "Free Gaza” dicat di dinding beberapa bangunan di Taman Viktoria, namun kebanyakan orang hanya berlalu tanpa terlalu memedulikannya.

Bagi Abed Hassan, perang di Gaza selalu ada.

Baru saja ada laporan tentang serangan udara Israel yang menghantam apa yang disebut sebagai "zona aman” di kamp pengungsi Al-Mawasi. Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), itu adalah serangan yang ditargetkan pada "teroris Hamas”. Kantor-kantor berita melaporkan puluhan korban jiwa, dan video-video di media sosial menunjukkan orang-orang menggali untuk menemukan harta benda mereka yang bisa diselamtkan.

Abed Hassan belum tahu apakah ada orang yang ia kenal yang menjadi korban, apakah itu teman, kenalan, atau anggota keluarga. Dua sepupunya mengirimkan kabar terbaru dari Gaza setiap kali ponsel mereka memiliki daya yang cukup dan dapat digunakan.

"Saya merasa lumpuh,” katanya kepada DW. "Kematian, kematian, kematian setiap hari. Sesekali, teman, seseorang yang dikenal. Dan semuanya hancur. Hal ini berdampak pada diri kita,” tambahnya.

Di Berlin, Hassan merasa aman namun juga tak berdaya. Sementara masih banyak yang berada di tempat yang sama seperti Abed Hassan setahun yang lalu: di tengah perang di Gaza, yang dipicu oleh serangan teror Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Israel mulai menyerang daerah kantong pesisir tersebut pada hari yang sama membalas serbuan Hamas, yang oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Jerman, dan negara-negara lain telah ditetapkan sebagai organisasi teroris. Serangan darat militer Israel segera menyusul kemudian. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 41.000 warga Palestina telah terbunuh dalam perang tersebut, dan sebagian besar wilayah Jalur Gaza menjadi reruntuhan.

'Suara Jerman dari Gaza' di Instagram

Hassan berada di sana. Dia menyaksikan bom demi bom berjatuhan dengan matanya sendiri. Ia juga turut menarik orang-orang dari reruntuhan dan berlari menyelamatkan diri.

Pada awal Oktober 2023, ia dan ibunya pergi ke Gaza untuk mengunjungi anggota keluarga. Ayahnya telah membeli sebuah apartemen di Kota Gaza. Ketika Hassan sedang merenovasi apartemen tersebut, tiba-tiba ia terjebak di tengah-tengah perang.

Israel dan juga Mesir, telah menutup jalur perbatasan. Hassan terjebak di Gaza selama lima minggu.

Dia mengabadikan apa yang dialaminya dengan kamera ponselnya dan membagikan klip-klip tersebut di Instagram. Tak lama kemudian, ia memiliki lebih dari 80.000 pengikut dan menjadi populer sebagai "German voice from Gaza.”

Blokade Gaza juga berarti bahwa wartawan asing tidak dapat memasuki zona perang. Hal ini masih terjadi hingga hari ini.

Namun, Hassan ada di sana dan berbicara dalam bahasa Jerman dalam videonya.

"Ke mana pun kita pergi, bom-bom itu mengikuti kita seperti kutukan,” katanya dalam sebuah video pada 8 Oktober 2023. Tangis, ketakutan, serta keputusasaan terlihat jelas di matanya.

"Saya baru saja menarik seorang perempuan keluar (dari reruntuhan). Dia masih bernapas. Dia masih bernapas!” katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini