TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei memperingati satu tahun pertama operasi perlawanan Palestina terhadap Israel dengan menuliskan sebuah tulisan dalam bahasa Ibrani kepada Israel yang kemudian dia posting di media sosial X, Selasa, 7 Oktober 2024.
“Operasi Banjir Al-Aqsa membuat rezim Zionis mundur 70 tahun,” tulis Khamenei di X.
Dalam postingan lain, kali ini dalam bahasa Inggris, Khamenei mengomentari serangan rudal Iran baru-baru ini terhadap Israel, dengan menyatakan: “Operasi True Promise 2 yang brilian dari angkatan bersenjata kami sepenuhnya sah dan sah. Dan jika perlu, hal ini akan dilakukan lagi di masa depan.”
Israel terus melakukan perang genosida di Gaza sejak Oktober tahun lalu dan menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina dan membuat lebih dari 90 persen penduduk di wilayah kantong tersebut mengungsi.
Menurut para ahli, jumlah sebenarnya korban tewas akibat tindakan Israel bisa empat kali lebih tinggi dari jumlah yang diumumkan Kementerian Kesehatan di Gaza.
Lord Michael Levy, mantan penggalang dana Partai Buruh di Inggris dan penasehat Timur Tengah Tony Blair memperingatkan bahwa situasi di Timur Tengah bisa “meledak”.
Lord Michael Levy mengatakan kepada BBC Radio 5 Live bahwa eluruh Timur Tengah berpotensi berada dalam situasi yang akan meledak.
“Saya kira tidak ada harapan untuk perdamaian dengan [Perdana Menteri Israel] Netanyahu berkuasa,” ujarnya.
Baca juga: 1 Tahun Perang Gaza, Israel Hancurkan 611 Masjid dan 3 Gereja Bersejarah
“Saya pikir Netanyahu bisa menjadi bagian dari langkah positif ke depan. Sayangnya, menurut saya hal itu tidak mungkin dilakukan sama sekali.”
Jika Netanyahu tidak memimpin, “kita bisa mendapatkan situasi yang sangat berbeda di Israel. Mungkin ada harapan untuk solusi damai," ujarnya.
Baca juga: Trump Peringati 1 Tahun Perang Gaza, Klaim Tidak Akan Terjadi jika Masih Jadi Presiden AS
Penaklukan yang terus menerus terhadap rakyat Palestina tidak bisa berlanjut jika Israel ingin hidup damai, jelasnya.
“Anda tidak bisa lagi merendahkan rakyat, dan teror di dalam diri rakyat Palestina harus dihentikan. Mereka harus punya masa depan,” kata Michael Levy.