Ancaman Rusia ke AS Cs Jika Ukraina Serang Teritorial Moskow Pakai Rudal Jarak Jauh yang Dipasok Barat
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov pada Selasa (8/10/2024) memberi peringatan ke pada Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat-nya terkait perang di Ukraina.
Lavrov mengatakan, jika negara-negara Barat mengizinkan Ukraina menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh yang dipasok oleh Barat, Moskow akan membalasnya.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Pervy Rusia, Lavrov mengatakan sebenarnya Rusia telah "berhenti" memantau masalah ini secara ketat.
Baca juga: Aksi Nyeleneh MIliter Ukraina, Ubah Tank Leopard 2A6 Jerman Jadi Mobil Derek Tank T-72 Era Soviet
Namun, Lavrov menegaskan ancaman merujuk pada pernyataan Presiden Vladimir Putin dalam sebuah wawancara bersama seorang dengan wartawan senior pada Juni silam, di mana Putin secara tegas menguraikan respons negara tersebut terhadap skenario serangan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang diberikan Barat.
Diplomat tinggi Rusia itu menekankan bahwa setiap persetujuan Barat untuk memasok rudal-rudal ini secara otomatis akan memicu tindakan tanggapan yang disebutkan Putin.
Baca juga: Adu Senjata Beracun Rusia dan Ukraina, Kedok Peluru Asap Hingga Whiskey dan Kue Mematikan
Sebagai informasi, dalam wawancara dengan wartawan senior dan manajemen dari kantor-kantor berita internasional di St. Petersburg pada 5 Juni, presiden Rusia memperingatkan kalau negara-negara Barat menganggap menyediakan Ukraina dengan rudal jarak jauh yang mampu menyerang wilayah Rusia adalah hal yang 'lumrah', Moskow dapat memasok senjata serupa ke wilayah lain di seluruh dunia sebagai tindakan balasan.
Secara khusus, Putin mengisyaratkan kalau senjata-senjata ini akan diarahkan ke target-target sensitif di negara-negara yang bertanggung jawab untuk mempersenjatai Ukraina dengan kemampuan seperti itu.
Baca juga: Profil Jet Tempur Mirage 2000, Nyawa Baru Ukraina Hadapi Ketangguhan Rusia
AS Donatur Perang Terbesar Bagi Ukraina
Sejak konflik dimulai pada Februari 2022, negara-negara Barat telah memberikan bantuan militer yang cukup besar kepada Ukraina dengan total lebih dari 110 miliar euro.
AS memimpin daftar donatur ke Ukraina dengan bantuan sekitar 51,6 miliar euro yang dialokasikan khusus untuk bantuan militer, yang mencakup peralatan seperti tank, artileri, sistem pertahanan udara, dan rudal.
Kontributor utama lainnya termasuk Jerman, dengan 17,7 miliar euro, dan Inggris, yang menjanjikan 9,1 miliar euro.
Selain itu, negara-negara seperti Denmark dan Norwegia telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal PDB mereka.
Uni Eropa juga menambah dukungan ini melalui inisiatif seperti Fasilitas Perdamaian Eropa, yang telah mengalokasikan miliaran lebih untuk bantuan militer ke Ukraina.
Secara keseluruhan, bantuan tersebut datang dalam bentuk senjata, amunisi, dan dukungan logistik, serta sistem pertahanan untuk membantu Ukraina mempertahankan kemampuannya dalam konflik yang sedang berlangsung.