TRIBUNNEWS.COM - Tiga tentara Israel tewas setelah disergap oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, dalam pertempuran di Jabalia, Jalur Gaza utara pada Kamis (10/10/2024).
Mereka adalah Zvi Mattiyo Marantz (32), Nathaniel Hershkowitz (37), dan Uri Moshe Bornstein (32).
Ketiganya bertugas di unit bantuan administrasi, formasi "Bnei Or" (460).
Dalam publikasinya, tentara Israel (IDF) menjelaskan posisi masing-masing dari mereka di unit tersebut.
Zvi Mattiyo Marantz sebagai komandan kelas, Nathaniel Hershkowitz sebagai wakil komandan kompi dan Uri Moshe Bornstein sebagai komandan.
Menurut media Israel, Hadashot Bazaman, tiga tentara itu dalam kecelakaan serius di Kamp Jabalia dan mengklaim pasukan Brigade Al-Qassam berusaha untuk menculik salah satu dari mereka, seperti diberitakan Al Jazeera.
Sementara itu, situs pemukim mengatakan mereka menunggu klarifikasi dari juru bicara militer IDF.
“Peristiwa sulit terjadi di Gaza… dan kami akan menunggu juru bicara militer,” tulis situs pemukim Israel, mengacu pada pertempuran di Jabalia.
Brigade Al-Qassam Sergap Tentara Israel
Brigade Al-Qassam mengumumkan pada Kamis (10/10/2024), para pejuangnya telah menjebak kompi infanteri mekanis milik tentara pendudukan Israel dalam penyergapan di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara.
“Kompi pendudukan terdiri dari 12 kendaraan dan sebuah truk berisi tentara, dan setibanya di lokasi penyergapan, sebuah perangkat (Shawaz) diledakkan di dalam truk yang berisi tentara, dan sebuah jip menjadi sasaran," kata Brigade Al-Qassam dalam pernyataannya di Telegram, Kamis kemarin.
Baca juga: Wafiq Safa, Pemimpin Hizbullah Selamat dari Upaya Pembunuhan Israel di Beirut
“Pejuang Al-Qassam maju menuju area penyergapan, dan melenyapkan tentara yang tersisa dari jarak nol dengan senjata ringan. Mereka juga menargetkan sejumlah tentara yang melarikan diri dari tempat itu menuju sebuah rumah dengan perangkat anti-personil, yang menyebabkan tentara pendudukan mati dan terluka," lanjutnya.
Setidaknya dua tank Merkava milik Israel menjadi sasaran dengan peluru "Tandum" dan perangkat "Shawaz" dalam penyergapan tersebut.
“Para mujahidin Al-Qassam mampu bentrok dengan pasukan khusus pendudukan dari jarak nol, dan membunuh serta melukai anggotanya, di sebelah barat kamp Jabalia, di Jalur Gaza utara," tambahnya, dikutip dari Al-Quds.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.065 jiwa dan 97.886 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (10/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel