News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ini Dalih Israel Serang Prajurit TNI yang Bertugas di Markas PBB Libanon

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) berjaga di titik pengamatan di desa Markaba, Lebanon selatan, dekat perbatasan Israel, pada 25 November 2023.

Italia merupakan penyumbang tentara terbesar kedua untuk UNIFIL, setelah Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk PBB, Hari Prabowo, mengatakan insiden tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana Israel memposisikan dirinya di atas hukum internasional, di atas impunitas, dan di atas nilai-nilai perdamaian bersama kita.

Akibat ulah Israel itu, dua anggota pasukan perdamaian dari Indonesia terluka dan harus dirawat di rumah sakit.

Kronologi Versi TNI

Sebelumnya, TNI mengungkapkan pasukan Israel dan Hizbullah saling tembak di perbatasan kedua negara. 

Rekoset tembakan tank Israel mengenai prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB UNIFIL.

"Pada Kamis, 10 Oktober 2024, pukul 05.05 waktu setempat, di tower pengamat (OP14). Naqoura telah terjadi aktivitas saling tembak antara IDF dan Hizbullah, terdengar ledakan dan luncuran dari kedua belah pihak," kata Kapuspen TNI, Mayjen Hariyanto, kepada wartawan, Kamis (10/10).

Tank Israel kontak tembak dengan pasukan Hizbullah di Green Hill. Rekoset tembakan tank Israel mengenai tower pemantauan UNIFIL.

"Situasi kontak tembak terus terjadi, dan tank Merkava IDF mulai terpantau keberadaannya di seputaran Green Hill. Rekoset luncuran mengenai tower pengamatan (OP) 14 yang diduduki oleh personel pengamat situasi," ujarnya.

Pasukan PBB di Libanon Terancam

Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix mengatakan bahwa posisi pasukan UNIFIL di Lebanon semakin terancam di tengah meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel.

Eskalasi tersebut telah menyebabkan sekitar 1,2 juta orang mengungsi di Lebanon dan menyebabkan kegiatan operasional UNIFIL hampir terhenti sejak 23 September.

"Pasukan UNIFIL semakin dalam bahaya dan terkurung di pangkalan mereka, dan bahwa seorang kontraktor UNIFIL telah tewas," jelas Lacroix di hadapan Dewan Keamanan PBB, dikutip dari The Business Standart.

Atas ketegangan yang meningkat di Lebanon, Lacroix mengatakan UNIFIL telah memutuskan untuk merelokasi 300 pasukan penjaga perdamaian ke pangkalan yang lebih besar untuk sementara waktu demi keselamatan mereka.

Ia juga meminta kepada Lebanon dan Israel untuk mematuhi Resolusi Dewan Keamanan 1701.

"UNIFIL diberi mandat untuk mendukung implementasi resolusi 1701, tetapi kita harus menegaskan bahwa para pihak sendirilah yang harus mengimplementasikan ketentuan resolusi ini," katanya.

Sumber: TimesofIndia/Times of Israel/DW

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini