TRIBUNNEWS.COM, LEBANON - Serangan Israel di markas pasukan penjaga perdamaian sementara PBB (UNFIL) di sebuah kota di Lebanon selatan telah melukai dua pasukan penjaga perdamaian Indonesia.
Dua prajurit TNI terluka dalam kejadian itu dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Tentara Israel berdalih dengan serangan itu.
Utusan Israel mengatakan bahwa Hizbullah menembaki Israel di dekat pos terdepan UNIFIL, dan menggunakannya sebagai tameng.
Duta Besar Israel untuk India, Reuven Azar, menuduh Hizbullah menggunakan markas UNFIL sebagai tameng untuk menyembunyikan operasi mereka dan memicu konflik lebih lanjut.
Israel Akui Menembak Anggota TNI
Dikutip dari Times of Israel, Israel mengakui pasukannya telah beroperasi di daerah tersebut.
Israel mengatakan pejuang dari kelompok Hizbullah yang sedang dilawannya telah beroperasi di dekat pos-pos PBB.
Pihaknya menginstruksikan pasukan PBB di daerah tersebut untuk berlindung di tempat yang terlindungi sebelum melepaskan tembakan.
UNIFIL juga menuduh IDF tentara Israel menembaki posisi PBB 1-31 di Labbouneh selama dua hari terakhir.
Dikatakan bahwa Israel telah sengaja menembaki kamera perimeter pada hari Rabu, dan pada hari Kamis telah menyerang sebuah bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung.
Menteri Pertahanan Italia mengatakan serangan itu bisa merupakan kejahatan perang dan meminta penjelasan karena itu bukan kesalahan.
Guido Crosetto menggambarkan penembakan itu sebagai tidak dapat ditoleransi dan menyampaikan protes kepada mitranya dari Israel dan duta besar negara itu untuk Italia.
Seorang diplomat Israel mengatakan kepada The Times of Israel bahwa Israel tidak mengharapkan adanya sanksi lebih lanjut atas insiden tersebut, tetapi beberapa negara menyatakan keprihatinan atau kecaman atas serangan Israel, termasuk pada pertemuan Dewan Keamanan PBB.