News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siapa Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pilihan Prabowo?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siapa Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pilihan Prabowo?

Nilai politis dimaksud adalah, Soeharto (Presiden saat itu) ingin segera mengorbitkan Wiranto, dengan berpangkat letjen, Wiranto didorong sebagai perwira senior, melangkahi senior-seniornya di Akmil.

Dan itu benar terjadi, ketika Wiranto menggantikan Hartono (Akmil 1962) sebagai KSAD tahun 1997, ada sekian generasi di Akmil yang hilang kesempatan sebagai KSAD, kecuali Akmil 1963, yang memunculkan Jenderal Wismoyo Arismunandar sebagai KSAD periode 1993-1995.

Nilai politis juga semakin terlihat, ketika dua Pangkostrad setelah Wiranto, juga dijabat oleh perwira-perwira yang sejak lama dikenal dekat (secara pribadi) dengan Soeharto, yakni Sugiono (Akmil 1971) dan Prabowo (Akmil 1974). Hanya karena peristiwa Mei 1998, Prabowo harus lebih cepat menyudahi posisinya sebagai Pangkostrad, dengan perintah langsung dari Habibie (presiden saat itu). Perintah langsung Habibie ini, sekali lagi memperlihatkan betapa politisnya posisi Pangkostrad.

Tipikal Prabowo

Secara tradisional calon KSAD biasanya memang diambil dari perwira yang sedang menjabat Pangkostrad atau Wakil KSAD (WAKASAD), kendati ada juga yang diambil dari jabatan lain, seperti Jenderal Budiman (Akmil 1978, KSAD periode 2013-2014), yang sebelum menjadi KSAD menjabat Sekjen Kemenhan, namun itu sangat jarang terjadi.

Kini ada kecenderungan kuat, kandidat KSAD lebih diprioritaskan bagi pati yang sedang menjabat Pangkostrad, salah satunya karena alasan historis, mengingat Prabowo sendiri pernah menjadi Pangkostrad.

Prabowo sebaiknya menjalankan prinsip alih generasi, sesuai pengalaman dia sendiri saat masih aktif di militer, yang selalu menjadi lokomotif bagi rekan sekelasnya. Itu sebabnya Prabowo sudah menyiapkan perwira lain, yang dari generasi lebih yunior dari Maruli Simanjuntak (Akmil 1992). Salah satu nama yang bisa diajukan adalah Letjen TNI Bambang Trisnohadi (lulusan terbaik Akmil 1993), yang saat tulisan ini masih disiapkan, baru saja dilantik sebagai Pangkogabwilhan III.

Antara Prabowo dan Bambang Trisnohadi sempat bertugas secara bersamaan di Kopassus, kendati dalam durasi yang singkat. Saat Bambang Trisnohadi baru bergabung di Kopassus, Prabowo sudah masuk dalam level pimpinan, yakni sebagai Komandan Grup 3 (di masa lalu membawahi bidang pendidikan) dan Wakil Danjen Kopassus. Itu sebabnya, nama Bambang Trisnohadi selalu masuk dalam "radar” Prabowo.

Saat masih bertugas di Kopassus, Bambang Trisnohadi juga sempat bergabung dalam Satgultor-81 (d/h Detasemen 81). Satgultor-81 Kopassus (bersama Yonif Para Raider 328/Dirgahayu Kostrad) adalah satuan yang sangat identik dengan figur Prabowo. Umum diketahui, Prabowo memberi perhatian khusus pada dua satuan tersebut, terlebih Den-81, dimana Prabowo ikut merintisnya dulu di awal 1980-an.

Kedekatan intensif antara keduanya terus berlanjut, saat Bambang Trisnohadi dipercaya sebagai Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemenhan, yang langsung bertanggung jawab pada Prabowo (selaku Menhan).

Dari nomenklatur eselon satu di Kemenhan, posisi Dirjen Strathan diangap yang paling strategis, dan ini memberi pengalaman penting pada Bambang Trisnohadi, untuk merasakan atmosfer berdinas di luar struktur Mabes TNI AD.

Berdasarkan asumsi bahwa Pangkostrad dan Wakil KSAD selalu memiliki peluang lebih besar, sebagai kandidat KSAD berikutnya, tentu tidak lama lagi Bambang Trisnohadi akan digeser pada salah satu jabatan tersebut, sembari menunggu pengumuman resmi sebagai KASAD berikutnya.

Bila mengikuti alur karier Prabowo dan berdasarkan nilai strategis, rasanya Bambang Trisnohadi lebih diarahkan sebagai Pangkostrad, ketimbang Wakil KSAD.

Makna strategis posisi Pangkostrad bisa digambarkan sebagai berikut, bahwa ada tiga posisi dalam militer, dimana Presiden seolah menitipkan sebagian nyawanya, masing-masing adalah Komandan Paspampres, Danjen Kopassus, dan Pangkostrad.

Aris Santoso, sejak lama dikenal sebagai pengamat militer, khususnya TNI AD. Kini bekerja sebagai editor buku paruh waktu.

*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.

*Luangkan menulis pendapat Anda atas opini di atas di kolom komentar di media sosial Terima kasih.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini