News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Keamanan Diperketat, Iran Larang Walkie Talkie dan Pager di Pesawat usai Insiden di Lebanon

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pager dan HP. Iran telah meningkatkan larangan dalam penggunaan pager dan walkie talkie di semua penerbangan.

TRIBUNNEWS.COM - Iran telah meningkatkan larangan dalam penggunaan pager dan walkie talkie di semua penerbangan.

Larangan ini menyusul serangan sabotase mematikan di Lebanon.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil pada Sabtu (12/10/2024).

"Perangkat komunikasi elektronik, kecuali telepon seluler, tidak akan diizinkan di dalam pesawat," kata juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil, Jafar Yazerlo, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Yazerlo mengatakan bahwa penumpang telah diimbau untuk tidak membawa pager, walkie talkie dan radio di pesawat demi keselamatan selama penerbangan.

Aturan ini berlaku untuk kabin pesawat penumpang maupun kargo tanpa pendamping, dan penumpang.

Maskapai yang sudah menerapkan aturan ini sebelum kebijakan ini diresmikan adalah Emirates, dikutip dari Al-Arabiya.

Emirates yang berbasis di Dubai pada awal bulan ini, telah melarang penggunaan pager dan walkie talkie di dalam pesawatnya.

Keputusan ini diambil lebih dari tiga minggu sejak serangan sabotase mematikan di Lebanon Selatan yang menargetkan anggota kelompok Hizbullah.

Ini juga karena meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel belakangan ini.

Pasalnya, Israel berjanji akan memberikan respons keras terhadap serangan balasan Iran.

Sebelumnya, Iran telah meluncurkan sekitar 180 rudal pada 1 Oktober 2024.

Baca juga: Israel Susun Rencana 9 Tahun sebelum Ledakkan Ribuan Pager Hizbullah

Serangan ini merupakan balasan atas pembunuhan mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, bersama dengan target lain, termasuk Hassan Nasrallah dari Hizbullah dan seorang pemimpin Garda Revolusi, Abbas Nilforushan.

Sementara saat ini, Iran sedang bersiap menghadapi tanggapan apa pun dari Israel, termasuk ledakan bom massal.

IRGC Larang Semua Anggota Gunakan Perangkat Komunikasi

Jauh sebelum adanya larangan penggunaan walkie talkie, pager dan radio di pesawat, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) telah meminta kepada semua anggotanya untuk tidak lagi menggunakan jenis perangkat komunikasi apapun.

Pada akhir bulan lalu, IRGC juga tengah melakukan penyelidikan skala besar terhadap pasukannya yang berjumlah 190.000 orang.

Semua perangkat komunikasi yang digunakan oleh anggotanya sedang dalam pengecekan.

Salah seorang pejabat keamanan menjelaskan langkah ini sebagai bentuk kekhawatiran iran tentang infiltrasi agen-agen Israel.

Saat ditanya tentang bagaimana pasukan IRGC berkomunikasi, pejabat tersebut hanya menjelaskan secara singkat.

"Untuk saat ini, kami menggunakan enkripsi ujung ke ujung dalam sistem pengiriman pesan," katanya.

Penyelidikan tidak hanya menarget perangkat komunikasi.

Rekening bank para anggota IRGC juga sedang diselidiki.

"Ini termasuk pemeriksaan rekening bank mereka baik di Iran maupun di luar negeri, serta riwayat perjalanan mereka dan keluarga mereka," kata pejabat keamanan tersebut, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Segera Serang Iran, Israel Dihajar Duluan 120 Roket dari Lebanon Saat Hari Penebusan Dosa Yahudi

Ledakan Pager dan Walkie Talkie

Sebelumnya, serangkaian ledakan alat komunikasi, mulai dari pager dan walkie talkie terjadi di Lebanon selama 2 hari.

Pada gelombang pertama, pager Hizbullah meledak secara serentak pada Selasa (17/9/2024).

Ledakan terjadi sekitar pukul 16.45 waktu setempat.

Ledakan berlangsung sekitar satu jam, dikutip dari Al Jazeera.

Kemudian, ledakan kedua terjadi tepat sehari setelahnya yaitu pada Rabu (18/9/2024).

Ledakan kembali terjadi di Beirut dan beberapa wilayah di Lebanon.

Ledakan ini berasal dari walkie-talkie dan peralatan surya yang meledak secara serentak.

Akibat ledakan ini, 39 orang tewas dan hampir 3.000 orang lainnya terluka.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait IranIsrael dan Hizbullah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini