News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Iran Peringatkan AS agar Tak Kirim Pasukan dan Sistem Penangkis Rudal THAAD di Israel

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. --- Iran memperingatkan AS agar tidak mengirim pasukan untuk membantu Israel mengoperasi sistem rudal THAAD.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, secara tidak langsung mengancam Amerika Serikat (AS) yang berpotensi mengirim pasukan untuk beroperasi di Israel.

"AS telah mengirimkan sejumlah besar senjata ke Israel," demikian bunyi pesan Abbas Araghchi di X, Minggu (13/10/2024).

"Kini, AS juga membahayakan nyawa pasukannya dengan mengerahkan mereka untuk mengoperasikan sistem rudal AS di Israel," lanjutnya.

Dalam pesan tersebut, Abbas Araghchi merujuk pada kemungkinan AS mengirim salah satu sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Israel.

Setiap pemindahan salah satu sistem THAAD ke Israel akan melibatkan pengerahan tentara untuk mengoperasikan sistem yang rumit tersebut, menurut penjelasan Menlu Iran.

Meski Iran menahan diri untuk tidak terlibat perang, Abbas Araghchi menegaskan negaranya tidak akan ragu membalas serangan yang mengancam rakyat dan negaranya.

"Meskipun kami telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk menahan perang habis-habisan di wilayah kami, saya katakan dengan jelas bahwa kami tidak memiliki garis merah dalam membela rakyat dan kepentingan kami," tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Iran tidak menanggapi permintaan komentar atas pernyataan tersebut, yang disiarkan oleh media pemerintah Iran.

Sebelumnya, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengatakan pada Minggu (13/10/2024), AS akan mengirim baterai THAAD dan pasukan ke Israel.

Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan dalam sebuah pernyataan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengizinkan pengerahan baterai THAAD atas arahan Presiden AS Joe Biden.  

Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan sistem pertahanan udara THAAD akan membantu memperkuat pertahanan udara Israel setelah serangan rudal Iran terhadap Israel pada bulan April dan Oktober, seperti diberitakan Aawsat.

Baca juga: Bak Seorang yang Tak Mau Kehilangan Kekasihnya, AS Kirim Pasukan Demi Bela Israel dari Iran

Serangan Balasan Iran ke Israel

Pada Selasa (1/10/2024) malam, Iran meluncurkan 180 rudal dalam serangan balasannya terhadap Israel, yang menargetkan pangkalan Mossad, pangkalan udara Hatzrim dan Nevatim, radar, dan pusat perakitan tank Israel.

Iran mengklaim peluncuran rudal itu adalah respon atas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah petinggi militer Hamas, Hizbullah dan Garda Revolusi Iran (IRGC).

Sebelumnya, pada Sabtu (13/4/2024) malam, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal dan drone ke Israel untuk membalas serangan udara Israel di Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 yang membunuh Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan anggota IRGC lainnya.

Tentara Israel (IDF) mengklaim rudal-rudal itu dicegat oleh Israel dan koalisi pertahanan yang dipimpin oleh sekutunya, Amerika Serikat (AS), seprti diberitakan Al Jazeera.

Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.227 jiwa dan 98.464 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (13/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini