AS dan Inggris telah melancarkan gelombang serangan udara ke Yaman untuk menargetkan gerakan Houthi, yang telah memimpin blokade kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah.
Awal bulan ini, Iran meluncurkan 200 rudal balistik ke Israel, menargetkan sejumlah lokasi militer, dalam apa yang dikatakan Teheran sebagai respons atas pembunuhan Israel terhadap pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Banyak rudal yang berhasil menembus sistem pertahanan Iron Dome milik Israel, sehingga menimbulkan kekhawatiran di Israel.
Israel telah berjanji untuk menanggapi serangan tersebut, dan Teheran telah memperingatkan Israel agar tidak membalas, dengan mengatakan bahwa tanggapan apa pun akan dibalas dengan serangan Iran yang lebih besar.
"AS telah mengirimkan sejumlah besar senjata ke Israel. Kini, AS juga membahayakan nyawa tentaranya dengan mengerahkan mereka untuk mengoperasikan sistem rudal AS di Israel," kata Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, dalam sebuah posting di X.
"Meskipun kami telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk membendung perang habis-habisan di wilayah kami, saya katakan dengan jelas bahwa kami tidak memiliki batasan dalam membela rakyat dan kepentingan kami."
Apa Itu THAAD?
Dikutip dari Summary AI Google, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) adalah sistem pertahanan antirudal balistik Amerika Serikat yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek, menengah, dan jauh.
THAAD dapat menyerang target yang datang di dalam dan di atas atmosfer Bumi.
Dikutip BBC, berikut adalah beberapa fitur THAAD:
1. THAAD menggunakan pendekatan tabrak untuk membunuh.
2. THAAD memiliki jangkauan hingga 200 km (124 mil).
3. THAAD menggunakan radar untuk melacak posisi rudal atau objek serangan udara.
4. THAAD ditujukan untuk menyasar rudal yang sudah di tahap akhir menuju sasaran.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)