TRIBUNNEWS.COM - Perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan memanas gara-gara meningkatnya provokasi pesawat tak berawak (drone) yang dilakukan oleh Korea Utara.
Militer Korea Selatan kini bersiaga tinggi mengantisipasi setiap potensi manuver militer Korea Utara yang memerintahkan pasukannya di dekat perbatasan untuk bersiap melepaskan tembakan.
Juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan Kolonel Lee Sung-jun, mengatakan kepada bahwa militer Korea Selatan “siap menghadapi provokasi apa pun.”
“Tanggung jawab atas keadaan saat ini sepenuhnya berada di tangan Korea Utara, dan kami sangat memperingatkan mereka untuk menghentikan peluncuran balon sampah yang kotor dan bermutu rendah,” katanya.
Dia menegaskan, jika Korea Utara melakukan provokasi, Korea Selatan akan “merespons dengan tegas berdasarkan hak kami untuk membela diri.”
“Militer kami telah dilatih dan diinstruksikan untuk mengambil tindakan pencegahan, serta melaporkan dan merespons dengan tegas,” tegasnya.
Lee menambahkan, bagaimanapun JCS tidak dapat memastikan apakah pengumuman militer Korea Utara bahwa pasukan perbatasannya siap menembak adalah benar. Mengonfirmasi klaim yang diajukan oleh Korea Utara akan menjadi masukan bagi strateginya, jelasnya.
Militer Korea Selatan sedang memantau tanda-tanda Korea Utara membongkar jalan-jalan yang menghubungkan ke Korea Selatan, sebagai kelanjutan dari langkahnya untuk membentengi wilayah perbatasan.
Foto yang dirilis oleh kantor berita negara Korea Utara pada hari Jumat ini menunjukkan apa yang diklaim sebagai kendaraan udara tak berawak Korea Selatan yang membawa selebaran anti-Pyongyang. (Kantor Berita Pusat Korea-Yonhap)
Lee mengatakan pengawasan militer Korea Selatan telah melihat para pekerja dikerahkan untuk pembangunan di jalan antar-Korea di pantai timur dan barat. “Ada kemungkinan bahwa jalan-jalan tersebut bisa saja hancur pada hari ini,” katanya.
JCS yakin Korea Utara kemungkinan akan melakukan demonstrasi ledakan di jalan dan provokasi skala kecil lainnya dalam upaya untuk “membalikkan situasi.”
Kim Myung-soo, ketua JCS Korea Selatan, mengatakan pekan lalu bahwa Korea Utara telah selesai memotong jalan dan jalur kereta api menuju Korea Selatan pada bulan Agustus, di bawah desakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un atas usulan kedua Korea tersebut.
Baca juga: Korea Utara Akan Putus Akses Jalan Raya dan Jalur Kereta Api yang Terhubung ke Korsel
Peningkatan terbaru dalam ketegangan perbatasan menyusul tuduhan Korea Utara atas drone Korea Selatan yang menyusup ke Pyongyang.