News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Sebut Zionis Ingin Kuasai Wilayah Arab, Hizbullah: Tanpa AS, Israel Tak Bisa Apa-Apa

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Yurika NendriNovianingsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Sekjen Hizbullah Naim Qassem sebut Israel ingin menguasai wilayah Arab. Menurutnya, Israel tidak bisa melakukan tindakan ofensif di Timur Tengah tanpa bantuan AS dan sekutu Eropa.

Dalam pidatonya, Naim Qassem menekankan serangan Israel di Jalur Gaza tidak dimulai setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, namun kejahatan Israel telah terjadi sebelum pendirian negara Zionis itu di Palestina pada tahun 1948.

"Israel bertaruh pada kriminalitas dan adopsi mutlak dari Amerika Serikat. Bukankah Palestina berhak mengambil tindakan untuk mengusir pendudukan ini? Daripada bertanya mengapa Operasi Banjir Al-Aqsa terjadi, tanyakan mengapa pendudukan itu terjadi," tambahnya.

Naim Qassem juga membenarkan tindakan para pejuang Hizbullah untuk melawan pendudukan Israel yang membunuh puluhan ribu warga sipil.

"Kami berperang sebagai perlawanan dengan penuh hormat dan menargetkan tentara mereka. Mereka secara brutal membunuh dan membunuh anak-anak, orang tua, petugas medis, dan warga sipil," katanya.

"Kami akan memperluas cakupan penargetan situs militer di Israel. Lapanganlah yang memberi hasil dan kita harus bersabar dan bertahan. Saya berjanji kepada para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka setelah kemenangan," tambahnya, dikutip dari Aawsat.

Wakil Sekjen Hizbullah itu juga mendukung gencatan senjata yang sejalan dengan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Naim Qassem saat ini mengambil kepemimpinan Hizbullah untuk sementara sejak Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara Israel ketika ia mengadakan pertemuan di markas Hizbullah di Haret Hreik, pinggir Distrik Dahiya, selatan Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dengan dalih menargetkan Hizbullah.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.344 jiwa dan 99.013 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (15/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini