Hamas Kecam Media Arab yang Sebut Yahya Sinwar Teroris, Sang Jurnalis Tutup Akun
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan pembebasan Palestina, Hamas mengutuk laporan baru-baru ini yang disiarkan oleh channel MBC, yang menggambarkan para pemimpin gerakan itu sebagai “teroris.”
Dalam sebuah pernyataan yang sangat keras, Hamas mencirikan laporan itu sebagai “tidak adil dan menghasut,” mengklaim itu bertujuan untuk menjerat gerakan dan kepemimpinannya, tulis laporan RNTV, Sabtu (19/10/2024).
Dalam pernyataan mereka yang dirilis melalui Telegram, Hamas menyoroti konteks penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.
Baca juga: Erdogan Desak Liga Arab Terapkan Embargo Senjata terhadap Israel, PM Italia Umumkan Langkah Serupa
"Pada saat orang-orang Palestina kami menjadi sasaran perang genosida dan agresi teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya dari entitas Zionis dan tentaranya selama lebih dari setahun, saluran berbahasa Arab yang disebut MBC memberi kami laporan gelap dan menghasut terhadap gerakan dan para pemimpinnya, menggambarkan tindakan perlawanan Palestina sebagai terorisme," kata pernyataan itu.
"Kejatuhan profesional, media, dan etika ini sejalan dengan propaganda Zionis yang bertujuan untuk mengutuk perlawanan dan simbol-simbolnya," kata pernyataan mereka..
Hamas menggambarkan laporan MBC sebagai produk "jurnalisme kuning" dan menuntut pencabutan segera dan penghapusan laporan dari semua platform MBC, bersama dengan permintaan maaf publik.
Mereka menekankan bahwa laporan itu tidak hanya menodai reputasi media tersebut tetapi juga tidak menghormati para pemimpin perlawanan yang telah "mengorbankan hidup mereka untuk pembebasan Palestina dan Al-Aqsa."
Jurnalis Tutup Akun
RNTV memaparkan, laporan yang dikecam oleh Hamas itu dibuat oleh jurnalis Mohammed Al-Mshari.
Dalam tulisannya, dia menggambarkan para pemimpin perlawanan Palestina sebagai pengecut dan teroris.
"Deskripsi ini memicu kemarahan yang signifikan di media sosial," kata laporan tersebut.
Adapun Al-Mshari, yang bekerja untuk MBC, menghapus akunnya di platform X (sebelumnya Twitter) di tengah kritik keras yang menghujani akunnya.
Para warganet menyuarakan kalau Al-Mshari membuat tulisan provokatif tersebut saat berada dalam kondisi aman di rumah, bermil-mil jauhnya dari situasi yang ia kritik.
Reaksi itu meningkat setelah MBC menayangkan laporan Al-Mshari berjudul “Millennium of Liberation from Terrorists,” yang memberi label tokoh-tokoh terkemuka Hamas, termasuk almarhum Ismail Haniyeh, wakilnya Saleh Al-Arouri, dan Yahya Sinwar, sebagai teroris.