TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara mengirim sekitar 1.500 pasukan khusus ke Rusia untuk pelatihan tempur sebelum dikerahkan dalam perang di Ukraina, kata Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS), Jumat (18/10/2024)
Dilansir Business Insider, NIS mengatakan bahwa mereka melihat Korea Utara memindahkan pasukan khusus mereka ke Rusia timur antara tanggal 8 dan 13 Oktober.
Hal itu menandai dimulainya keterlibatan militer Pyongyang dalam perang Ukraina.
Korea Utara sebelumnya telah mengirim senjata, termasuk rudal jarak pendek dan amunisi artileri, ke Rusia selama konflik.
Tetapi baru kali ini Korea Utara mengirimkan pasukannya.
Ukraina juga mengatakan awal minggu ini bahwa ribuan tentara Korea Utara bersiap untuk bertempur demi Rusia.
Citra satelit yang diambil minggu ini dan dipublikasikan oleh NIS, dikatakan memperlihatkan ratusan tentara Korea Utara di dua pangkalan di Rusia.
Korea Selatan mengatakan bahwa para tentara tersebut dilengkapi dengan seragam dan senjata militer Rusia dan juga diberi tanda pengenal palsu yang menyatakan bahwa mereka adalah penduduk Siberia.
NIS mengatakan tujuan penyamaran tentara Korea Utara adalah untuk menutupi penugasan mereka.
Karena jika pasukan Korea Utara dipastikan bertempur di Ukraina, itu akan menandai keterlibatan besar pertama negara itu dalam konflik sejak Perang Korea tahun 1950-an.
Sementara itu, Barat belum berkomentar mengenai dugaan keterlibatan Korea Utara.
Baca juga: Diterjunkan untuk Bantu Rusia, Tentara Korea Utara Dilaporkan Kabur, 18 Prajurit Sedang Diburu
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan pihaknya melihat laporan tentang pasukan Korea Utara yang dikerahkan ke medan perang tetapi tidak dapat mengonfirmasi atau membantahnya.
"Jika benar, itu akan menunjukkan peningkatan kerja sama antara Rusia dan Korea Utara," kata Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder kepada wartawan dalam jumpa pers hari Kamis (17/10/2024).
NIS memiliki catatan yang beragam dalam hal penilaiannya terhadap Korea Utara, negara yang dikenal sangat tertutup.
Di sisi lain, Rusia membantah klaim bahwa pasukan Korea Utara bertempur atas nama negara tersebut.
Sebelumnya, Korea Utara dan Rusia telah memperkuat hubungan pertahanan antar negara.
Pada bulan Juni lalu, keduanya menandatangani pakta yang menjanjikan bantuan militer jika salah satu negara diserang.
Korea Utara telah memasok senjata kepada Rusia selama perang.
Pada hari Jumat, NIS mengatakan bahwa Pyongyang telah mengirim rudal, peluru artileri, dan roket antitank kepada Moskow dalam lusinan pengiriman sejak Agustus 2023.
Di luar Korea Utara, Rusia juga telah meminta bantuan militer kepada negara paria lainnya, Iran, selama perang Ukraina.
Iran telah menyediakan pesawat nirawak serang yang mematikan dan, baru-baru ini, rudal balistik jarak pendek kepada Moskow.
Ukraina Rilis Video Tentara Korea Utara Beriap-siap
Dalam laporan terpisah, Pusat Komunikasi Strategis dan Keamanan Informasi Ukraina menerbitkan sebuah video yang diklaim memperlihatkan tentara Korea Utara di kamp militer Rusia sedang bersiap untuk bergabung dengan tentara Rusia untuk berperang melawan Ukraina.
Dilansir Kyiv Independent, video itu dibagikan di tengah laporan bahwa Rusia berencana untuk melibatkan Korea Utara dalam perang skala penuh melawan Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.
Sekitar 10.000 tentara Korea Utara sedang dipersiapkan untuk bergabung dengan tentara Rusia, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan bahwa kelompok pertama yang terdiri dari 2.600 tentara akan dikerahkan ke Oblast Kursk Rusia.
Baca juga: Buryat, Batalion Khusus Baru Rusia Berisi Prajurit Korea Utara
Kursk merupakan wilayah di mana Ukraina memulai serangan lintas batas pada bulan Agustus lalu dan masih menguasai sebagian besar wilayah tersebut.
Budanov mengatakan bahwa hampir 11.000 tentara Korea Utara berada di Rusia dan akan "siap bertempur" di Ukraina pada 1 November.
Video tentara Korea Utara itu diklaim diambil di kamp militer Sergeevsky di Timur Jauh Rusia, dekat Korea Utara.
Rekaman itu memperlihatkan beberapa pria berseragam militer berdiri antri untuk mendapatkan peralatan.
Namun, tidak disebutkan kapan video itu diambil.
Hanya disebutkan bahwa video itu diambil pada bulan Oktober.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)