TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas operasi yang menargetkan kediaman Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Caesarea.
Hal itu dikatakan oleh Petugas Hubungan Media Hizbullah, Mohammad Afif.
Alif menyebut serangan dengan target rumah Netanyahu tersebut atas nama gerakan Perlawanan Lebanon Hizbullah.
Pada konferensi pers dari pinggiran selatan Beirut Selasa (22/10/2024), Afif beri peringatan keras ke Netanyahu.
"Mata dan telinga para pejuang perlawanan selalu tertuju kepada Anda (Netanyahu). Jika kami tidak menghubungi Anda kali ini, masih ada siang, malam, dan medan perang di antara kita," ujar Afif, mengutip Palestine Chronicle, Rabu (23/10/2024).
Afif meyakinkan bahwa Hizbullah, beserta sistem komando dan koordinasinya, berada dalam kondisi yang sangat baik.
Dirinya juga menyatakan bahwa jalur dukungan militer dan logistiknya telah dipulihkan sepenuhnya.
Berbicara kepada para pemimpin Israel, Afif menyatakan:
“Besi balas besi, darah balas darah, dan api balas api."
Pernyataan Afif Hizbullah ini menandakan niat Hizbullah untuk menanggapi tindakan Israel dengan kekuatan yang sama.
Operasi Lawan Israel Meningkat
Baca juga: Israel: IDF Bunuh Calon Sekjen Hizbullah Hashem Safieddine dan 23 Lainnya pada 3 Minggu Lalu
Ia juga menyebutkan bahwa jumlah operasi harian yang dilakukan Hizbullah terus meningkat, sekarang rata-rata sekitar 25 per hari.
Afif bersumpah bahwa pemboman Hizbullah di Israel utara dan tengah akan terus berlanjut, dengan frekuensi dan intensitas serangan meningkat seiring waktu.
Pejabat Hizbullah itu juga membantah klaim Israel tentang keberadaan depot senjata di pinggiran selatan Beirut, dan menyebut serangan terhadap lembaga Al-Qard Al-Hassan tidak dapat dibenarkan.
Ia berpendapat bahwa serangan ini bertujuan untuk mengikis kepercayaan antara Hizbullah dan rakyat Lebanon, masih mengutip Palestine Chronicle.