Modal Dokumen Abal-abal, Israel Labeli Enam Wartawan Al-Jazeera Sebagai 'Teroris Hamas dan PIJ'
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pendudukan Israel (IDF), Rabu (23/10/2024) menerbitkan apa yang diklaimnya sebagai dokumen yang ditemukan di Jalur Gaza.
Menurut IDF, dokumen itu mengkonfirmasi kalau enam wartawan Al-Jazeera di Gaza berafiliasi dengan gerakan perlawanan Palestina, Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ).
Baca juga: IDF Bersenjata Lengkap Gerebek Kantor Al Jazeera, Perintahkan Tutup dalam 45 Hari
IDF kemudian melabeli enam jurnalis itu sebagai 'teroris' karena terafiliasi dua gerakan tersebut.
Keenam wartawan adalah Anas Jamal Mahmoud Al-Sharif, Alaa Abdul Aziz Muhammad Salama, Hossam Basel Abdul Karim Shabat, Ashraf Sami Ashour Saraj, Ismail Farid Muhammad Abu Omar, dan Talal Mahmoud Abdul Rahman Aruki.
Dokumen-dokumen yang belum diverifikasi dan terverifikasi alias abal-abal itu menunjukkan tabel personel, daftar kursus pelatihan militer, direktori telepon, dan slip gaji.
Meski belum terverifikasi, Pasukan Pendudukan Israel mengklaim dokumen tersebut adalah “bukti tegas bahwa orang-orang ini berfungsi sebagai operasi militer untuk organisasi teroris di Jalur Gaza.”
"Banyak yang mengatakan dokumen yang belum diverifikasi datang sebagai 'pendahuluan' untuk membunuh wartawan yang disebutkan di atas," tulis laporan RNTV mengindikasikan kalau para jurnalis itu menjadi target Israel untuk dilenyapkan.
Pasukan Israel memang kerap menyasar jurnalis yang bertugas, seperti yang terjadi pada akhir Juli ketika serangan udara Israel yang tepat menewaskan Koresponden Al-Jazeera Ismail Al-Ghoul dan juru kamera Rami Al-Rifi di dekat rumah almarhum Ismail Haniyeh di kamp pengungsi Al-Shati.
Jumlah wartawan yang tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 adalah 165 jiwa – menurut statistik per Agustus.
(oln/rntv/*)