News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Sesuai Wasiat Yahya Sinwar, Hamas Bentuk Dewan Kepemimpinan bersama Muhammad Darwish

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam gambar arsip tertanggal 14 Desember 2022 ini, pimpinan gerakan Hamas Islam Palestina di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, muncul di hadapan para pendukungnya selama rapat umum yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut di Kota Gaza.

TRIBUNNEWS.COM - Hamas dikabarkan akan membentuk Dewan Kepemimpinan daripada menunjuk seorang presiden untuk menggantikan Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, hingga pemilu berikutnya.

"Dewan Kepemimpinan Hamas yang baru terdiri dari ketua Dewan Syura Hamas Muhammad Darwish, selain ketua Hamas di luar negeri Khaled Meshal, wakil kepala biro politik Khalil al-Hayya, Kepala Wilayah Tepi Barat Zaher Jabarin, dan Sekretaris Rahasia Hamas Nizar Awadallah," lapor Al-Arabiya pada Rabu (23/10/2024), mengutip sumber Palestina.

Sumber yang sama membenarkan dewan tersebut dibentuk setelah pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan mendapat restu dari penerusnya, Yahya Sinwar, pada saat itu.

"Yahya Sinwar merekomendasikan agar dewan kepemimpinan melanjutkan tugasnya untuk memimpin dan mengelola Hamas jika dia dibunuh, sampai pemilu diadakan dan pemimpin baru Hamas dipilih," kata sumber itu.

"Mayoritas anggota Dewan berada di Qatar, sehingga memfasilitasi pengambilan keputusan terkait perkembangan situasi sehubungan dengan pertempuran di Jalur Gaza," lanjutnya.

Dewan Kepemimpinan akan memperoleh kekuasaan strategis yang luas setelah pembunuhan Yahya Sinwar.

Mereka dikabarkan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan penting terkait Hamas di dalam dan luar negeri sehubungan dengan terbunuhnya mayoritas anggota Biro Politik dan para pemimpin Hamas.

Terkait dengan kabar tersebut, Hamas belum merilis pernyataan resmi mengenai penerus Yahya Sinwar.

Gugurnya Yahya Sinwar

Yahya Sinwar gugur di garis depan pertempuran setelah bentrokan secara 'kebetulan' dengan tentara Israel di sebuah rumah di lingkungan Tal Al-Sultan, sebelah barat kota Rafah, di selatan Gaza pada Rabu (16/10/2024).

Ia terpisah dari dua komandan Hamas yang bersamanya saat itu karena serangan tentara Israel.

Baca juga: Video Pertempuran Terakhir Yahya Sinwar, Terekam di Kamera Tentara Israel

Yahya Sinwar masuk ke sebuah rumah dan naik ke lantai dua, di mana tentara Israel menembakkan peluru, melemparkan dua granat ke arahnya dan mengoperasikan drone untuk mengikutinya di dalam gedung.

Setelah bentrokan, tentara Israel melakukan survei ke bangunan itu pada Kamis (17/10/2024) pagi dan menemukan jenazah mereka, yang satu di antaranya mirip Yahya Sinwar, seperti diberitakan Al Masry Alyoum.

Beberapa bagian tubuh Yahya Sinwar—seperti sehelai rambut dari janggutnya dan potongan jarinya—dipindahkan ke departemen forensik Kepolisian Israel.

Pada Kamis malam, IDF mengumumkan hasil tes materi genetiknya cocok dengan data yang dimiliki Israel ketika dulu Yahya Sinwar dipenjara.

Yahya Sinwar ditunjuk sebagai Kepala Biro Politik Hamas pada 6 Agustus 2024 untuk menggantikan Ismail Haniyeh yang diduga dibunuh Israel dalam ledakan di Teheran, Iran pada 31 Juli 2024.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.718 jiwa dan 100.282 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (23/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini