TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -- Korea Utara mengirim sedikitnya 3.000 tentara DPRK ke Rusia timur awal bulan Oktober ini.
Agen mata-mata Korea Selatan, NIS, pekan lalu mengklaim bahwa Korea Utara telah mengirim 1.500 tentara ke Rusia untuk pelatihan.
Para prajurit ini “diperkirakan akan dikerahkan ke garis depan setelah pelatihan adaptasi mereka selesai,” tambah badan tersebut.
Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby mengatakan, kondisi tersebut "sangat mengkhawatirkan" karena pasukan Korea Utara akan terlibat dalam pertempuran membantu Rusia melawan Ukraina.
Para pasukan Korea Utara tersebut sebelumnya telah menjalani pelatihan.
John Kirby menyebutkan pengiriman pasukan tersebut ke Rusia menggunakan kapal dan terjadi sejak awal hingga pertengahan Oktober 2024.
Menurut dia, jika pasukan Korea Utara dikerahkan untuk membantu pasukan Rusia melawan pasukan Ukraina, mereka bisa menjadi "legitimate target" bagi AS.
Dengan kata lain, pasukan Korea Utara tersebut sah jadi target serangan dan mungkin ada korban jiwa di antara mereka.
“Para prajurit ini melakukan perjalanan dengan kapal dari daerah Wonsan di Korea Utara ke Vladivostok, Rusia."
"Mereka kemudian melakukan perjalanan ke beberapa tempat pelatihan militer Rusia di Rusia timur di mana mereka saat ini menjalani pelatihan,” kata Kirby dalam konferensi pers.
“Kami belum tahu apakah tentara-tentara ini akan ikut berperang bersama militer Rusia, tapi kemungkinan ini sangat mengkhawatirkan," ujarnya.
"Setelah menyelesaikan pelatihan, tentara-tentara ini bisa melakukan perjalanan ke Rusia bagian barat dan kemudian terlibat dalam pertempuran melawan militer Ukraina,” katanya.
Kirby mencatat bahwa tentara Korea Utara yang dimaksud saat ini mendapatkan pelatihan tempur dasar dan pengenalan di tiga lokasi Rusia.