TRIBUNNEWS.COM - Israel meluncurkan serangan gelombang kedua ke Iran, Sabtu (26/10/2024) hari ini.
Setidaknya tiga stasiun TV utama Israel termasuk Channel12 Israel melaporkan serangan tersebut.
"Serangan Israel sedang berlangsung di Teheran timur dan fasilitas komando Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)," lapor Channel12 Israel, mengutip laporan AFP di Iran.
Sebelumnya, Channel 12 melaporkan gelombang pertama serangan udara Israel menargetkan produksi rudal dan fasilitas pertahanan udara.
Menurut wartawan AFP dan Reuters, ledakan berkelanjutan dan jejak cahaya terlihat di langit di pusat kota Teheran setelah ledakan baru tersebut.
"Empat ledakan berikutnya terdengar di Teheran timur dan bahwa pertahanan udara masih aktif di ibu kota," lapor Reuters.
Serangan Israel terhadap Iran diperkirakan akan berlangsung beberapa jam lagi, menurut laporan Washington Post, mengutip sumber yang mengetahui informasi itu.
Israel Serang Iran
Hari ini, militer Israel (IDF) yang bekerjasama dengan Angkatan Udaranya (IAF) mengonfirmasi mereka telah memulai serangan terhadap Iran pada dini hari ini.
Kepala IDF, Herzi Halevy bertugas memimpin serangan tersebut bersama kepala IAF, Tomer Bar.
“Rezim di Iran dan proksinya di kawasan tersebut telah tanpa henti menyerang Israel sejak 7 Oktober – di tujuh front – termasuk serangan langsung dari tanah Iran,” kata juru bicara IDF, Daniel Hagari, melalui pernyataannya, dikutip dari The Times of Israel.
Baca juga: Israel Hajar Iran Hari Ini dengan Serangan Udara, AS: Itu Latihan Bela Diri
Ia menegaskan hak Israel untuk membalas serangan Iran.
“Kemampuan pertahanan dan serangannya dikerahkan sepenuhnya,” lanjutnya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant terlihat berada di lokasi rahasia ketika mengarahkan serangan tersebut.
Pangkalan Militer Iran Aman, tapi IRGC Siap Balas
Sebelumnya, media Iran, Tasnim melaporkan situasi di Teheran berjalan dengan normal setelah ramai pemberitaan ledakan yang diduga berasal dari serangan Israel.
"Beberapa orang mengatakan ledakan itu terdengar di sebelah barat Teheran. Namun, tidak ada laporan yang menyebutkan suara pesawat tempur atau rudal," lapor Tasnim hari ini.
"Tidak ada pula laporan kebakaran atau asap yang terlihat di kota tersebut," lanjutnya.
Menurut beberapa sumber pertahanan Iran, sistem pertahanan udara Iran telah menembakkan rudal, yang kemungkinan menyebabkan suara ledakan hari ini.
"Kami dapat memastikan bahwa sebagian besar dari ini adalah serangan pesawat nirawak, bukan rudal atau pesawat terbang," kata pejabat Iran kepada Tasnim.
Tasnim kemudian kembali merilis laporan yang mengutip sumber informasi Iran bahwa IRGC siap merespons.
"Iran siap untuk menanggapi serangan Israel terhadap negara tersebut," lapor Tasnim.
"Sumber tersebut mengatakan tidak diragukan lagi Israel akan menerima tanggapan yang sepadan terhadap tindakan apa pun," tambahnya.
Timeline Memanasnya Hubungan Israel-Iran Sejak 7 Oktober 2023
- 10 Oktober 2023 – Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengatakan Iran tidak terlibat dalam serangan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, ke Israel pada 7 Oktober 2023 tetapi memujinya sebagai kekalahan militer dan intelijen Israel yang tidak dapat diperbaiki.
- 2 Desember 2023 – Dua anggota IRGC, yang bertugas sebagai penasihat militer di Suriah, tewas dalam serangan Israel.
- 1 April 2024 – Israel meratakan konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Iran dan Suriah menyalahkan Israel atas serangan tersebut, yang menewaskan dua jenderal IRGC termasuk Mohammad Reza Zahedi dan lima penasihat militernya.
- 13 April 2024 – Operasi "Janji Sejati", Iran meluncurkan sekitar 200 pesawat tanpa awak peledak dan rudal ke Israel sebagai balasan atas serangan Israel di konsulat Iran di Damaskus.
- 30 Juli 2024 – Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh bertemu Ali Khamenei di Teheran dan menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
- 31 Juli 2024 – Ismail Haniyeh dibunuh dalam sebuah ledakan di kamarnya di Teheran. Hamas dan Iran menyalahkan Israel, sementara Ali Khamenei mengatakan Israel telah memberikan dasar untuk hukuman keras.
- 27 September 2024 – Sekutu Hamas, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah dibunuh Israel melalui serangan udara di pinggiran Beirut, Lebanon. Israel selama ini menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan di kawasan itu, termasuk Hizbullah dan Hamas.
- 1 Oktober 2024 – Operasi "Janji Sejati 2", Iran menembakkan hampir 200 rudal ke Israel sebagai tanggapan atas serangan mematikan Israel terhadap warga di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin IRGC, Hamas, dan Hizbullah.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.847 jiwa dan 100.544 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (24/10/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel