TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras terkait serangan udara Israel yang meyaras pusat militer di ibu kota, Teheran pada Sabtu (26/10/2024) dini hari waktu setempat.
Dikutip dari Aljazeera, Iran menegaskan serangan Israel ini membuat mereka 'berhak dan berkewajiban untuk mempertahankan diri dari tindakan agresif dari luar'.
Kementerian itu menganggap serangan Israel sebagai 'pelanggaran terang-terangan' terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, khususnya prinsip yang melarang ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan nasional suatu negara.
"Iran menekankan penggunaan semua kemampuan rakyat Iran untuk menjaga keamanan dan kepentingan vitalnya."
"Selain itu, Iran menegaskan tanggung jawabnya terhadap perdamaian dan keamanan regional, sambil mengingatkan semua negara di kawasan ini akan tugas individu dan kolektif mereka untuk melindungi perdamaian dan stabilitas regional," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.
Pernyataan ini sekaligus membantah Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang meminta Iran agar tidak membalas serangan Israel.
Sebelumnya, AS membela Israel dengan menyebut serangan ke Iran adalah bentuk pembelaan diri.
Menurut Gedung Putih, Israel berusaha membela diri dari Iran terkait serangan oleh Teheran pada awal bulan ini.
Dikutip dari Reuters, hal itu diketahui AS sebelum serangan Israel dilancarkan.
Baca juga: IDF Kerahkan 100 Jet F-35, Parlemen Iran: Serangan Israel Lemah, Besar Omong Doang
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Sean Savett menuturkan serangan Israel yang menargetkan target militer adalah latihan membela diri sebagai respons terhadap serangan rudal balistik Iran.
Selain itu, Savett juga meminta agar Iran tidak membalas serangan Israel. Dia menyebut hal itu perlu dilakukan demi tidak meningkatkan eskalasi konflik di kawasan.
"Kami mendesak Iran untuk menghentikan serangannya terhadap Israel sehingga siklus pertempuran ini dapat berakhir tanpa eskalasi lebih lanjut," katanya.
"Tanggapan mereka merupakan latihan bela diri dan secara khusus menghindari daerah berpenduduk dan hanya berfokus pada target militer, bertentangan dengan serangan Iran terhadap Israel yang menargetkan kota terpadat di Israel," sambung Savett.
Senada dengan AS, Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Stramer, juga meminta agar Iran tidak menanggapi gelombang serangan Israel.
Stramer juga meminta agar seluruh pihak untuk menahan diri terkait serangan Israel ke Iran.
"Saya jelas bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari agresi Iran. Saya juga jelas bahwa kita perlu menghindari eskalasi regional lebih lanjut dan mendesak semua pihak untuk menahan diri. Iran seharusnya tidak menanggapi," katanya dikutip dari BBC.
Iran dan Hizbullah Disebut Bakal Balas Israel
Iran dikabarkan bersiap untuk membalas serangan Israel tersebut. Kantor semi resmi yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Tasnim melaporkan bahwa salah satu sumber menyebut 'Israel akan menerima yang sepadan terhadap tindakan apapun'.
Adapun hal tersebut diketahui tak lama setelah Israel menyerang Iran pada Sabtu dini hari menggunakan jet tempur.
Balasan ke Israel juga dikabarkan bakal dilakukan oleh Hizbullah.
Dikutip dari Al Arabiya, Hizbullah disebut telah melakukan serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap tentara Israel dan sebuah pangkalan militer.
Baca juga: Ancaman Israel: Jika Balas Serangan, Iran Harus Bayar dengan Harga yang Mahal
Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya telah meluncurkan 'rentetan roket' ke arah tentara Israel di pinggiran desa Aita al-Shaab, di mana Hizbullah melaporkan adanya bentrokan rutin dengan pasukan Israel selama dua pekan terakhir.
Sebagai informasi, Hizbullah sempat melakukan penyerangan ke Israel yang menyasar markas besar intelijennya, Mossad pada 25 September 2024 lalu.
Adapun serangan Hizbullah buntut Mossad yang dianggap dalang dari pembunuhan para pemimpinnya dan ledakan perangkat komunikasi yang digunakan anggotanya.
Namun, serangan itu dilaporkan tidak mengakibatkan adanya kerusakan atau korban jiwa.
Selain itu, militer Israel juga mengungkapkan tidak ada perubahan pada instruksi pertahanan sipil.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Iran vs Israel