TRIBUNNEWS.COM -- Sedikitnya 100 unit jet tempur pasukan Israel (IDF) harus menempuh jarak lebih dari 2.000 kilometer untuk menyerang Iran pada Sabtu (26/10/2024) dini hari.
Operasi tersebut difokuskan secara ketat pada target militer, menghindari fasilitas nuklir dan minyak untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih luas.
Menurut Israel. serangan berskala besar ini melibatkan lebih dari 100 pesawat, termasuk pesawat tempur siluman F-35 “Adir”, yang mencakup jarak sekitar 2.000 kilometer.
Baca juga: AS Desak Iran Hentikan Serangan Balasan ke Israel Untuk Memutus Ketegangan
Menurut laporan asing, serangan difokuskan pada Teheran dan Karaj, dengan IDF menyatakan bahwa setiap gelombang menargetkan lokasi militer secara eksklusif, sehingga mengurangi risiko konflik lebih lanjut.
Operasi dengan skala seperti ini kemungkinan dimulai dengan gelombang awal yang menyerang radar dan sistem pertahanan udara, sehingga membuka jalan bagi serangan berikutnya terhadap pangkalan militer.
Sebelumnya, serangan terkoordinasi di Suriah menetralkan ancaman serupa, sehingga mencegah Iran membangun kesadaran situasional terhadap rencana Israel.
Dengan menggunakan amunisi berat, serangan jarak jauh seperti ini memerlukan kemampuan pengisian bahan bakar yang signifikan dan Unit Penyelamat 669 dalam keadaan siaga tinggi.
IDF sekarang memantau dengan cermat potensi tanggapan dari Iran, Irak, Yaman, Suriah, dan Lebanon, mempersiapkan spektrum kemungkinan tindakan pembalasan.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf Letnan Jenderal Herzi Halevi tetap ditempatkan di pangkalan Kirya di Tel Aviv. Seorang pejabat senior Israel melaporkan bahwa Kabinet Keamanan mengesahkan serangan itu dalam konferensi telepon tadi malam.
“IDF sepenuhnya siap untuk manuver ofensif dan defensif, memantau Iran dan proksinya dengan cermat,” kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dikutip dari The Jerusalem Post.
Baca juga: Israel Bunuh 3 Wartawan Dengan Mengebom Bangunan Tempat Menginap, Dianggap Berpihak Pada Hizbullah
Ia mengonfirmasi tidak ada perubahan dalam pedoman Komando Front Dalam Negeri untuk saat ini. “Kami mendesak kewaspadaan dan kepatuhan berkelanjutan terhadap instruksi Komando Front Dalam Negeri, dengan pembaruan segera menyusul pada setiap perubahan.”
Gedung Putih mendukung tindakan Israel, dengan menyatakan, “Serangan tepat Israel terhadap target militer Iran sejalan dengan haknya untuk membela diri dan menanggapi serangan rudal Iran pada 1 Oktober.”
Pejabat AS memverifikasi bahwa Israel memberikan pemberitahuan tentang waktu beberapa jam sebelum operasi.
“Presiden Biden diberi pengarahan tentang serangan Israel di Iran dan memantau perkembangannya dengan cermat,” kata seorang pejabat senior AS.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).