News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Diguyur Bom dari Udara, Kenapa Jet-Jet Iran Tak Kejar Pesawat Tempur Israel Saat Diserang?

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rudal-rudal balistik Iran yang juga digunakan untuk menangkis serangan Israel. Saat serangan Israel terjadi Sabtu (26/10/2024), Iran memang mengandalkan sistem pertahanan udara mereka yang ada di darat ketimbang menggunakan jet-jet tempur di udara.

Diguyur Bom dari Udara, Kenapa Jet-Jet Iran Tak Kejar Pesawat Tempur Israel Saat Diserang?

TRIBUNNEWS.COM - Israel diketahui mengandalkan kekuatan udara mereka dalam serangan ke Iran pada Sabtu (26/10/2024).

Israel dilaporkan mengerahkan sekitar delapan hingga sepuluh skuadron, sekitar 100 jet tempur untuk melancarkan gelombang serangan ke Teheran dan sejumlah provinsi penting lain di Iran.

Iran disebut mampu menangkis serangan-serangan itu meski juga terkena sejumlah rudal yang menyasar sejumlah fasilitas militer mereka.

Baca juga: Dibantu Rusia, Iran Tangkis Serangan Israel dengan Rudal Pertahanan Udara Jarak 100 Km

Tangkisan itu sebagian besar dilakukan oleh sistem pertahanan udara mereka yang berada di darat. 

Pertanyaannya, kenapa pesawat-pesawat Iran tidak mengejar pesawat-pesawat tempur Israel pada serangan itu?

Situs militer BM menganalisis dengan menulis, "ketergantungan Iran pada pertahanan udara berbasis darat sebagian besar disebabkan oleh terbatasnya persediaan pesawat tempur modern."

Baca juga: Di Balik Layar Serangan Israel ke Iran: Butakan Radar Teheran di Suriah, Jet F-35 Hajar S-300 Rusia

Merujuk pada data dari The Military Balance 2023, Iran dilaporkan memiliki 312 pesawat tempur yang sebagian besar merupakan jet tempur Sukhoi dan MiG buatan Rusia.

Unit elite tentara Iran, IRGC juga memiliki 23 pesawat tempur lainnya. Angkatan udara memiliki dua helikopter serang, angkatan darat memiliki 50 pesawat dan IRGC memiliki lima pesawat.

Namun perlu dicatat, sebagian besar armada udara Iran ini merupakan produksi lama. Sanksi dan pembatasan yang diterima Iran dari Amerika Serikata (AS) dan Barat membuat Teheran kesulitan untuk meng-upgrade kemampuan tempur pesawat-pesawatnya.

Serangan udara Jet Israel ke wilayah Iran. Israel mengklaim serangan dilakukan sebagai respons terhadap serangan rudal Iran awal bulan ini. (JACK GUEZ/AFP via Getty Images)

Hal lain adalah, Israel memanfaatkan keunggulan teknologinya, melancarkan serangan udara dari jarak jauh.

Artinya, jet-jet tempur pengebom Israel tidak memasuki ruang udara wilayah Iran.

"Strategi Israel yaitu mengandalkan rudal-rudal yang diluncurkan dari udara dari jarak jauh, yang ditembakkan dari posisi-posisi yang jauh di luar wilayah udara Iran, sehingga meminimalkan risiko bagi pesawat-pesawatnya," kata ulasan media militer, BM dikutip Senin (28/10/2024).

Dari mana jet tempur Israel menembak?

Perlu dicatat, Iran telah mewanti-wanti negara tetangga sekitarnya untuk tidak memberi Israel izin untuk menggunakan ruang darat dan udara mereka saat menyerang Iran.

Negara-negara tersebut disebutkan memenuhi komitmennya dengan melarang Israel memasuki wilayah mereka saat menyerbu Iran.

Baca juga: Ratusan Jet Israel Tempuh 2.000 Km ke Iran, Yordania Bantah Lewat Wilayah Udaranya

Namun, tanpa Izin, Israel rupanya tetap menggunakan wilayah udara negara tetangga Iran untuk menyerang, Sabtu kemarin.

Negara tersebut adalah Irak.

Sebuah pesawat tanker bahan bakar Boeing 707 IAF dan beberapa jet tempur F-35 dan F-15 melakukan latihan di lepas pantai Israel pada 15 Agustus 2024. (Israel Defence Forces/Times of Israel)

Irak Ajukan Protes Resmi ke PBB

Irak pada Senin mengatakan mereka telah mengajukan nota protes resmi kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa atas "pelanggaran mencolok" oleh Israel di wilayah udaranya sebagai bentuk serangan terhadap Iran.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara pemerintah Basim Alawadi mengatakan nota protes tersebut mengutuk "pelanggaran mencolok terhadap wilayah udara dan kedaulatan Irak" oleh Israel dengan menerbangkan jet tempurnya di atas negara itu untuk menyerang Iran pada tanggal 26 Oktober.

Menurut pernyataan tersebut, Perdana Menteri Mohammed Shia Al-Sudani memerintahkan Kementerian Luar Negeri "untuk berkomunikasi dengan pihak Amerika mengenai pelanggaran ini, sesuai dengan ketentuan Perjanjian Kerangka Strategis bilateral, dan komitmen AS terhadap keamanan dan kedaulatan Irak."

"Pemerintah Irak menegaskan kembali komitmen teguhnya terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Irak dan berupaya di semua tingkatan untuk melawan pelanggaran ini," kata juru bicara tersebut.

Ia menekankan bahwa Irak tidak akan mengizinkan penggunaan wilayah udaranya atau daratannya untuk melakukan serangan terhadap "negara lain, khususnya negara tetangga yang memiliki rasa saling menghormati dan kepentingan yang sama dengan Irak."

Israel melancarkan tiga gelombang serangan udara terhadap target militer di Teheran dan Iran barat Sabtu pagi.

Angkatan bersenjata Iran mengatakan meskipun sebagian besar rudal dicegat oleh sistem pertahanan udara, beberapa menyebabkan "kerusakan terbatas," yang mengakibatkan kematian lima orang, termasuk empat tentara.

Diklaim bahwa jet tempur Israel menggunakan wilayah udara yang dikendalikan oleh AS di Irak untuk meluncurkan rudal jarak jauh dengan "hulu ledak ringan" ke lokasi militer Iran dari sekitar 100 kilometer di luar perbatasan Iran.

Serangan Israel terjadi beberapa minggu setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap sasaran di Tel Aviv dalam apa yang dikatakannya sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah , kepala Hamas Ismail Haniyeh , dan komandan Korps Garda Revolusi Islam Abbas Nilforoushan .

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada hari Minggu bahwa negaranya tidak menginginkan perang tetapi akan membela rakyatnya dan menanggapi serangan terbaru Israel secara "proporsional".

 

(oln/BM/*)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini