Selain itu, mereka menuntut para importir menarik anggur yang berpotensi berbahaya tersebut dari rak penjualan mereka.
Penyelidikan serupa juga dilakukan oleh Malaysia melalui Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan (KPKM).
Dikutip dari Malaymail pada minggu (27/10/2024) KPKM menyatakan pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait laporan masuknya anggur ‘Shine Muscat’ yang diimpor ke Malaysia.
Menteri PKM, Datuk Seri Mohamad Sabu, mengatakan bahwa penelitian dan pemeriksaan akan dilakukan oleh lembaga terkait, seperti Departemen Layanan Karantina dan Inspeksi Malaysia serta Divisi Keamanan Hayati di Departemen Pertanian.
Ia menekankan bahwa KPKM akan meninjau semua aspek melalui pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh lembaga terkait, serta melakukan pemantauan secara terus-menerus.
“Sampai saat ini, KPKM belum menerima keluhan mengenai anggur yang mengandung residu bahan kimia yang berlebihan,” katanya kepada wartawan pada acara IADA Kemasin Semerak 2024 di Tok Bali.
Mohamad Sabu meyakinkan, KPKM akan mengambil tindakan lanjutan segera jika ada keluhan atau insiden yang terjadi.
Sabu saat ini hanya bisa menyatakan bahwa hanya empat dari 234 sampel anggur yang dianalisis di antara tahun 2020 dan September 2024 yang tidak memenuhi batas maksimum residu.
KPKM menegaskan bahwa pengiriman Anggur Muskat berikutnya hanya akan diizinkan masuk ke Malaysia jika residu bahan kimia tidak melebihi batas yang diizinkan seperti yang dilaporkan di Thailand.
Anggur Shine Muscat dari China lebih murah dibandingkan yang diimpor dari Jepang atau Korea Selatan, sehingga lebih populer di kalangan konsumen Thailand dan Malaysia.
(Tribunnews.com/Bobby)