News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS Ancam Kim Jong Un: Jika Tentara Korea Utara Masuk ke Ukraina, Kami akan Kembalikan Mayatnya

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ini diambil pada tanggal 27 April 2022 dan dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 29 April menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengambil bagian dalam upacara parade untuk menandai peringatan 90 tahun berdirinya Tentara Revolusioner Rakyat Korea (KPRA), di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara.

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Robert Wood, mengancam Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un yang dituduh mengirim tentara ke Rusia untuk membantu perangnya di Ukraina.

Ia mengatakan tentara Korea Utara akan kembali dalam kantong mayat jika nekat mengirim tentaranya untuk membantu Rusia.

"Jika tentara Korea Utara memasuki Ukraina untuk mendukung Rusia, mereka pasti akan kembali dalam kantong mayat," kata Robert Wood dalam sebuah intervensi di hadapan Dewan Keamanan PBB, Rabu (30/10/2024).

Dia menasihati Kim Jong Un untuk berpikir dua kali sebelum melakukan perilaku sembrono dan berbahaya seperti yang dia katakan, dikutip dari Al Arabiya.

Ukraina: Korea Utara Kirim Tentara ke Rusia

Sebelumnya Direktur Intelijen Ukraina, Kirilo Budanov, bulan lalu mengkonfirmasi Korea Utara adalah sekutu Rusia yang paling berbahaya bagi Ukraina karena pengiriman besar peluru artileri yang dikirim ke Rusia untuk digunakan di garis depan di Ukraina.

Meskipun Rusia dan Korea Utara menyangkal isu transfer senjata, mereka berjanji untuk memperkuat hubungan militer.

Sementara itu Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak menyangkal mau pun membenarkan informasi yang dilaporkan intelijen Barat tentang dugaan penempatan tentara Korea Utara di Rusia.

Putin secara khusus menyebutkan Pasal 4 perjanjian kemitraan Rusia dengan Korea Utara, yang mengatur tentang pertahanan bersama.

"Ada pasal 4. Kami tidak pernah meragukan sedikit pun pemimpin Korea Utara menganggap serius perjanjian kami," ujar Putin dalam konferensi pers setelah pertemuan BRICS di Kazan, Rusia, seperti diberitakan Reuters, Kamis (24/10/2024).

"Namun, apa yang kami lakukan dalam kerangka pasal ini adalah urusan kami," lanjutnya.

Baca juga: Dikirim untuk Bantu Rusia, Prajurit Muda Korea Utara Hadapi Risiko Tanpa Pengalaman Tempur

NATO Klaim Tentara Korea Utara Mulai Dikerahkan di Kursk

Aliansi NATO merilis pernyataan yang mengatakan tentara Korea Utara telah berada di Rusia, terutama di Kursk, wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.

"Hari ini, saya dapat mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara telah dikirim ke Rusia, dan bahwa unit militer Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk (perbatasan Rusia)," kata Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte kepada wartawan, Senin (28/10/2024).

NATO menganggap kerja sama Rusia dan Korea Utara sebagai ancaman bagi keamanan Indo-Pasifik dan Euro-Atlantik, terutama dinilai merusak perdamaian di Semenanjung Korea dan memicu meningkatnya perang Rusia melawan Ukraina, seperti diberitakan di laman NATO.

Sebelumnya pada Jumat (25/10/2024), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutip informasi intelijen yang mengklaim tentara Korea Utara akan berada di medan perang paling cepat tanggal 27-28 Oktober 2024.

Ia mengatakan kurang lebih 10.000 tentara Korea Utara disiapkan untuk bergabung dengan pasukan Rusia.

Sementara itu, sekutu Ukraina, Amerika Serikat (AS), mengklaim setidaknya 3.000 tentara Korea Utara akan dikirim ke Rusia hingga akhir tahun ini.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini