"Bentrokan tersebut dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang," kata Blinken.
Menurut Menlu AS ini, Rusia meminta dukungan dari Korea Utara karena mereka merasa tidak bisa memenangkan peperangan.
"Salah satu alasan Rusia beralih ke pasukan Korea Utara adalah karena mereka putus asa," kata Blinken.
Keputusan Putin untuk melibatkan tentara Korea Utara ini dianggap Biden sebagai tanda kelemahan Rusia.
"(Vladimir) Putin telah menempatkan semakin banyak orang Rusia dalam situasi sulit yang diciptakannya sendiri di Ukraina. Sekarang dia beralih ke pasukan Korea Utara, dan itu adalah tanda kelemahan yang jelas," tambahnya.
Blinken menjelaskan, pasukan Korea Utara ini telah dilatih oleh Rusia dan akan dikerahkan di garis terdepan.
"Rusia telah melatih tentara Korea Utara dalam artileri, pesawat tanpa awak, dan operasi infanteri dasar, termasuk pembersihan parit, yang menunjukkan bahwa mereka "bermaksud penuh" untuk menggunakan pasukan ini dalam operasi garis depan," jelas Blinken.
Namun, tampaknya ini tidak membuat sekutu Ukraina ini takut.
Blinken justru menganggap tentara Korea Utara ini sebagai target Ukraina.
"Jika pasukan ini terlibat dalam operasi tempur atau dukungan tempur melawan Ukraina, mereka akan menjadi target militer yang sah," tegasnya.
Untuk memperkuat pertahanan Ukraina, Blinken berjanji AS akan segera mengirimkan lebih banyak bantuan militer untuk sekutunya.
Baca juga: Israel Ingin Rusia Jadi Mediator Perdamaian dalam Perang Lawan Hizbullah, Ini Respons Moskow
Korea Utara Janji akan Dukung Rusia hingga Menang
Menteri luar negeri Korea Utara, Choe Son Hui, memuji 'kepemimpinan bijaksana' Vladimir Putin menjelang pembicaraan di Moskow pada hari Jumat.
Ia menegaskan, Rusia akan "meraih kemenangan besar", dikutip dari Sky News.
"Kami juga memastikan bahwa hingga hari kemenangan, kami akan berdiri teguh di samping kawan-kawan Rusia kami," tambahnya.