News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

HUR: Rusia Persenjatai Tentara Korea Utara dengan Senjata Infanteri Standar di Perbatasan Ukraina

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rekaman yang diduga menunjukkan tentara Korea Utara di kamp militer Rusia pada bulan Oktober 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Badan Intelijen Militer Ukraina (HUR) melaporkan bahwa tentara Korea Utara telah tiba di dekat perbatasan Ukraina.

Tidak hanya itu, HUR mengatakan bahwa ribuan tentara Korea Utara ini, dibekali Rusia dengan senjata infanteri standar.

Menurut HUR, Rusia mempersenjatai tentara Korea Utara berupa mortir 60 mm, senapan AK-12, senapan mesin, senapan runduk, peluru kendali anti-tank Feniks, dan peluncur granat anti-tank genggam, dikutip dari Kyiv Independent.

Selain beberapa senjata tersebut, tentara Korea Utara juga dibekali perangkat penglihatan malam, pencitra termal, penglihatan kolimator, dan teropong.

Namun, pejabat intelijen Ukraina justru meragukan kesiapan tentara Korea Utara di medan perang.

Ia menganggap bahwa Pyongyang dan Moskow kurang komunikasi terkait pengerahan pasukan Korea Utara.

Sementara itu, jumlah pasukan yang dikirimkan ke perbatasan Ukraina belum diketahui secara resmi.

HUR mengatakan, 12.000 tentara Korea Utara telah dikirimkan untuk membantu Rusia.

Dari jumlah tersebut, sekitar 500 perwira dan 3 jenderal.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan pada awal minggu ini, tentara Korea Utara yang dikerahkan ke perbatasan sebanyak 8.000 orang.

"Sekitar 8.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Oblast Kursk Rusia untuk berpartisipasi dalam perang melawan Ukraina," kata Antony Blinken dalam konferensi pers pada 31 Oktober.

Para prajurit dilaporkan tengah menjalani pelatihan di lima kamp militer di Timur Jauh Rusia.

Baca juga: Heboh Video Tentara Korea Utara Bonyok, Sebut 40 Prajurit Korut Tewas di Kursk Gegara Rusia Sembrono

Meski telah tiba di Kursk, Blinken mengatakan bahwa belum ada pertempuran antara tentara Korea Utara dan Ukraina hingga saat ini.

Namun, Blinken memperkirakan, pertempuran antara tentara Korea Utara dan pasukan Ukraina akan terjadi pada beberapa hari mendatang.

"Bentrokan tersebut dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang," kata Blinken.

Menurut Menlu AS ini, Rusia meminta dukungan dari Korea Utara karena mereka merasa tidak bisa memenangkan peperangan.

"Salah satu alasan Rusia beralih ke pasukan Korea Utara adalah karena mereka putus asa," kata Blinken.

Keputusan Putin untuk melibatkan tentara Korea Utara ini dianggap Biden sebagai tanda kelemahan Rusia.

"(Vladimir) Putin telah menempatkan semakin banyak orang Rusia dalam situasi sulit yang diciptakannya sendiri di Ukraina. Sekarang dia beralih ke pasukan Korea Utara, dan itu adalah tanda kelemahan yang jelas," tambahnya.

Blinken menjelaskan, pasukan Korea Utara ini telah dilatih oleh Rusia dan akan dikerahkan di garis terdepan.

"Rusia telah melatih tentara Korea Utara dalam artileri, pesawat tanpa awak, dan operasi infanteri dasar, termasuk pembersihan parit, yang menunjukkan bahwa mereka "bermaksud penuh" untuk menggunakan pasukan ini dalam operasi garis depan," jelas Blinken.

Namun, tampaknya ini tidak membuat sekutu Ukraina ini takut.

Blinken justru menganggap tentara Korea Utara ini sebagai target Ukraina.

"Jika pasukan ini terlibat dalam operasi tempur atau dukungan tempur melawan Ukraina, mereka akan menjadi target militer yang sah," tegasnya.

Untuk memperkuat pertahanan Ukraina, Blinken berjanji AS akan segera mengirimkan lebih banyak bantuan militer untuk sekutunya.

Baca juga: Israel Ingin Rusia Jadi Mediator Perdamaian dalam Perang Lawan Hizbullah, Ini Respons Moskow

Korea Utara Janji akan Dukung Rusia hingga Menang

Menteri luar negeri Korea Utara, Choe Son Hui, memuji 'kepemimpinan bijaksana' Vladimir Putin menjelang pembicaraan di Moskow pada hari Jumat.

Ia menegaskan, Rusia akan "meraih kemenangan besar", dikutip dari Sky News.

"Kami juga memastikan bahwa hingga hari kemenangan, kami akan berdiri teguh di samping kawan-kawan Rusia kami," tambahnya.

Moskow dan Pyongyang menandatangani perjanjian kemitraan strategis pada bulan Juni, yang berjanji untuk saling memberikan dukungan militer jika salah satu pihak diserang. 

Parlemen Rusia meratifikasi perjanjian pertahanan tersebut pada bulan Oktober, di tengah laporan bahwa Korea Utara mengirimkan pasukan beserta senjata untuk membantu perang Rusia melawan Ukraina.

Sebagai informasi, Korea Utara terlibat dalam peperangan Rusia-Ukraina di tengah operasi militer Rusia yang panjang dan melelahkan di Oblast Donetsk, Ukraina timur, meningkat secara drastis dalam beberapa hari terakhir.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Korea Utara dan Konflik Rusia vs Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini