Ia juga berpartisipasi dalam pertemuan keamanan yang sensitif.
Karena itu ajudan tersebut memiliki informasi yang sangat rahasia.
Meski begitu, beberapa analis mengatakan bahwa Netanyahu memiliki ajudan yang bekerja untuknya tetapi tidak dipekerjakan secara formal oleh kantornya.
Mengutip The Times of Israel, seorang sumber yang dekat dengan salah satu dari orang-orang yang ditangkap itu, mengatakan kepada media Israel Channel 12 bahwa temannya itu dijadikan kambing hitam oleh perdana menteri.
"Dia bekerja untuk Netanyahu dan menjadi penasihatnya selama satu setengah tahun terakhir," kata sumber itu.
"Dia telah mengabdikan hidupnya untuk perdana menteri dan akan membahayakan dirinya sendiri untuknya."
"Saat skandal ini meletus, Netanyahu menjadikannya kambing hitam dan bahkan berbohong dengan mengatakan dia tidak bekerja untuknya."
"Dia tidak hanya bekerja untuk Bibi, dia berada di kantor perdana menteri setiap hari, duduk bersamanya di kantor, menemaninya dalam setiap kunjungan, duduk di semua konsultasi, bepergian bersama perdana menteri dalam konvoinya."
"Tidak dapat dipercaya bahwa orang kepercayaan dilemparkan ke dalam serigala dalam sekejap."
"Netanyahu meneleponnya secara pribadi setiap hari, mengirimnya ke berbagai misi, dan berkonsultasi dengannya.”
Channel 12 menayangkan sejumlah gambar buram tersangka, termasuk satu gambar yang menunjukkan ajudan itu berada di sebuah ruangan bersama Netanyahu dan sejumlah menteri lain, yang seolah-olah membantah klaim perdana menteri bahwa dia tidak bekerja dengannya.
Baca juga: HNW Usulkan Agar Indonesia Dukung Gerakan Global untuk Mencabut Keanggotaan Israel dari PBB
Skandal ini kemungkinan akan memperburuk rasa percaya serta menambah ketegangan antara Netanyahu dan IDF serta badan intelijen.
Ketegangan tersebut sudah muncul sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Hal ini juga terjadi saat Netanyahu dijadwalkan akan bersaksi untuk pertama kalinya dalam persidangan korupsinya.