Baca tanpa iklan
Pengeboman yang terus-menerus telah menyebabkan kerusakan pada sebagian besar lahan pertanian dan mencemari tanah dengan bahan kimia beracun.
"Kondisi ini dikhawatirkan akan menghambat pertanian di daerah kantong itu selama beberapa dekade," kata badan yang dikelola Otoritas Palestina kepada Wafa.
Laporan ini menyoroti penggunaan fosfor putih oleh Israel, yang dilarang berdasarkan Konvensi PBB tentang Senjata Konvensional Tertentu.
Pengeboman tersebut juga telah mencemari sumber air Gaza, otoritas tersebut menambahkan dan meminta PBB untuk mendesak Israel agar mengakhiri kampanye pengeboman yang sedang berlangsung.
Iran menyatakan siap berkonfrontasi dengan Israel
Wakil kepala Korps Garda Revolusi Islam, Ali Fadavi, mengatakan Iran siap untuk berkonfrontasi dengan Israel, Kantor Berita Mahasiswa Iran melaporkan setelah Trump mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden AS.
Ia menambahkan bahwa Iran tidak mengesampingkan serangan pendahuluan oleh AS dan Israel.
Perang Israel-Hamas di Gaza
Berikut perkembangan terbaru di Gaza.
1. Tentara Israel mengatakan sedikitnya 10 roket telah diluncurkan dari Lebanon ke Israel tengah dan utara.
2. Setidaknya tiga orang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di dekat Sekolah al-Aqqad di daerah Khirbet al-Adas, Gaza selatan, utara kota Rafah, menurut media Palestina.
3. UNICEF di kawasan MENA telah memperingatkan bahwa "Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara telah menjadi zona perang yang terkepung"
Mereka menambahkan bahwa unit perawatan intensif neonatal terakhir yang tersisa di daerah tersebut telah rusak akibat serangan hebat dalam beberapa hari terakhir.
4. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilihan presiden AS, dan mengatakan bahwa ia berharap bahwa "krisis dan perang regional dan global, terutama masalah Palestina dan perang Rusia-Ukraina, akan berakhir."
5. Kemenangan Trump menguji pernyataan sebelumnya bahwa ia dapat menghentikan perang di Gaza dalam beberapa jam, kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada kantor berita Reuters.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)