Dia mengatakan dalam analisis situasi militer di Lebanon, penargetan Bandara Ben Gurion menegaskan kalau pihak yang meluncurkan rudal tersebut (Hizbullah) memiliki rudal strategis yang cerdas.
Cerdas yang dimaksud adalah adanya pemilihan penggunaan rudal berdasarkan jangkauan yang tepat dan akurasi dalam mencapai sasaran.
Dia menghubungkan penargetan Bandara Ben Gurion dengan peringatan 40 hari pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah oleh pesawat Israel dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut.
Brigadir Jenderal Hassan Jouni juga menghubungkan penargetan bandara Israel dengan momen kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS, dan kegembiraan para pejabat Israel atas kemenangan tersebut.
Baca juga: Oktober Jadi Bulan Paling Mematikan Bagi Pasukan Israel Sejak Serangan 7 Oktober
Ia menilai kegagalan sistem pertahanan Israel dalam melindungi Bandara Ben Gurion bukanlah hal baru, sebab sebelumnya mereka gagal melindungi rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menjadi sasaran drone yang diluncurkan Hizbullah.
Mengenai dampak penargetan Bandara Ben Gurion, Brigadir Jenderal Johnny memperkirakan tentara Israel akan melakukan serangkaian serangan terhadap pihak yang meluncurkan rudal tersebut, mengingat dalam konteks yang sama belum ada pihak yang mengumumkan tanggung jawabnya atas operasi tersebut.
Namun Hizbullah kemudian mengumumkan bahwa mereka telah “membom pangkalan Tsarvin di dekat Bandara Ben Gurion, selatan Tel Aviv, dengan rentetan rudal tertentu,”.
Pangkalan tersebut ditujukan untuk pelatihan militer, menurut apa yang dikatakan direktur kantor Al Jazeera di Lebanon , Mazen Ibrahim, mengungkapkan.
Hizbullah sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka “bergerak ke fase baru dan meningkat dalam konfrontasi dengan musuh Israel.”
Hizbullah tidak mengklarifikasi rincian fase ini, namun mengatakan kalau “jalan (strategi) dan kejadian dalam beberapa hari mendatang akan dibahas .”
Baca juga: Profil Israel Katz Menteri Pertahanan Baru Israel, Punya Catatan Kriminal, Borok IDF Terungkap
Operasi Canggih Hizbullah
Militer Israel disebut mengalami rugi besar seusai bertempur melawan milisi pejuang pembela kemerdekaan Palestina.
Hal itu dikatakan oleh Pakar Keamanan dan Kolonel Cadangan di tentara Israel (IDF), Kobi Marom
Dirinya mengakui mengakui bahwa Tel Aviv, meski bertempur di tujuh garis depan, tidak memiliki strategi militer yang solid.
Mengutip Channel 12, pihaknya juga menyampaikan bahwa militer Israel tidak memiliki mekanisme yang jelas dalam penyelesaian pertempuran.