TRIBUNNEWS.COM - Sebuah Kota di Israel, Haifa mengalami keterpurukan ekonomi usai Hizbullah menyerangnya secara bertubi-tubi.
Kondisi itu dikonfirmasi langsung oleh Wali Kota Haifa, Yona Yahav, Selasa (12/11/2024).
Yahav mengatakan bahwa kota itu telah mengalami pukulan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Semuanya terhenti; jalan-jalan kosong, dan toko-toko ditutup," ujar Yahav.
Yahav memperingatkan bahwa jika ekonomi Haifa dirusak, itu akan berdampak pada perekonomian di seluruh Israel.
“Israel hanya akan kuat jika (Israel) utara kuat," ujarnya lagi mengutip Al Mayadeen.
Diketahui selama lebih dari sebulan, Hizbullah telah menembaki Haifa di Palestina yang diduduki secara ilegal oleh Hizbullah.
Penembakan oleh Hizbullah itu dilakukan dari Lebanon.
Pada hari Senin, media Israel menggambarkan situasi itu sebagai 'kegilaan di Teluk Haifa' setelah Hizbullah luncurkan 100 roket yang menargetkan daerah Krayot dan Haifa.
Israel Utara Membara, Dihujani 100 Roket Hizbullah
Kelompok Hizbullah Lebanon meluncurkan sekitar 100 roket ke arah Haifa dan wilayah Krayot di Israel utara.
Baca juga: Israel Utara Membara, Dihujani 100 Roket Hizbullah, Jadi Serangan Terbesar, Mobil dan Rumah Hancur
Akibat serangan itu, wilayah Israel Utara itu membara terbakar.
Laporan Israel menunjukkan serangan Hizbullah tersebut berupa rentetan roket terberat dan menjadi penembakan paling intens di daerah tertentu sejak awal perang.
Roket-roket itu dilaporkan diluncurkan dari lokasi perbatasan, daerah-daerah yang sebelumnya diklaim oleh tentara Israel berada di bawah kendalinya.
Korban langsung dilaporkan di daerah Krayot, dengan kru ambulans dikirim menyusul laporan awal.