Netanyahu Kirim Pesan 'Spesial' Takut-takuti Rakyat Iran, Terowongan di Jantung Teheran Buat Apa?
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel mengirim apa yang disebutnya “pesan khusus” kepada rakyat Iran pada hari Selasa, dalam sebuah video dalam bahasa Inggris yang diunggah di media sosialnya.
Dalam pesan spesial itu, Netanyahu berupaya menakut-nakuti rakyat Iran dengan memperingatkan kalau serangan ketiga Iran, “hanya akan melumpuhkan ekonomi Iran”.
Baca juga: Proksi Iran Serentak Serang Israel, Rudal Hipersonik Yaman ke Nevatim, Hizbullah Incar Stella Maris
“Itu (serangan berikutnya Iran ke Israel) akan merampok Anda lebih dari miliaran dolar,” kata Netanyahu seraya menambahkan kalau serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober memakan biaya negara 2,3 miliar dolar AS (setara Rp 35,6 triliun).
Netanyahu lebih lanjut mengklaim kalau serangan Iran itu hanya menyebabkan “kerusakan marjinal” (kerusakan kecil) pada Israel.
“Tapi kerusakan apa yang dilakukan [serangan itu) pada Anda? ... Jumlah itu bisa menambah miliaran anggaran transportasi Anda. Itu bisa menambah miliaran untuk anggaran pendidikan Anda," kata Netanyahu ke rakyat Iran.
“Saya tahu bahwa Anda tidak menginginkan perang ini ... saya juga tidak ingin perang ini. Orang-orang Israel tidak menginginkan perang ini. Ada satu kekuatan menempatkan keluarga Anda dalam bahaya besar: tiran Teheran. Itu saja,” katanya.
Netanyahu juga menghasut rakyat Iran untuk memberontak ke pemerintah mereka atas kebijakan yang dia nilai justru menyengsarakan rakyat Iran sendiri.
“Ada satu hal yang lebih ditakuti rezim Khamenei dari Israel. Kau tahu apa itu? Ini Anda, orang-orang Iran. Itu sebabnya mereka menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk mencoba menghancurkan harapan Anda dan mengekang impian Anda,” tambahnya.
Video yang diposting di akun X Netanyahu memiliki subtitle Persia yang disertai di dalam videonya.
Israel Isyaratkan Perang Besar kalau Iran Nekat Menyerang
Psywar yang dilakukan Netanyahu ini dinilai sebagai upaya melemahkan tekad Iran untuk membalas serangan langsung Israel ke Teheran dalam siklus balas-membalas.
Sejumlah analis menggambarkan, ada gurat kecemasan dari Israel atas serangan berikutnya dari Iran yang bersumpah melancarkan 'balasan menyakitkan' bagi Tel Aviv.
Baca juga: Alasan AS Pilih Yordania Jadi Lokasi Siaga Skuadron Tempur F-15E, Balasan Iran ke Israel Super-Besar
Psywar ini juga dilakukan Menteri Pertahanan Israel yang baru diangkat, Israel Katz, dengan mengisyaratkan kemungkinan serangan terhadap program nuklir Iran jika serangan berikutnya benar-benar dilakukan Teheran.
Pada Senin (11/11/2024) malam, Katz mengatakan kalau situasi diplomatik, operasional, dan taktis untuk serangan itu “tidak pernah semudah, serealistis, dan senyata mungkin” seperti saat ini.
Baca juga: Taktik Perang Kimia Iran: Diduga Pasok Fentanyl ke Hizbullah, Bikin Tentara Israel Semaput
"Ada peluang untuk mencapai tujuan yang paling penting - untuk menggagalkan dan menyingkirkan ancaman kehancuran yang mengancam Negara Israel... Saat ini, ada konsensus nasional dan lembaga pertahanan yang luas bahwa kita perlu menggagalkan program nuklir Iran, dan ada pemahaman bahwa ini dapat dilakukan - tidak hanya di bidang keamanan, tetapi juga di bidang diplomatik," kata Katz dalam pertemuan dengan Forum Staf Umum Militer Israel, yang dihadiri oleh Kepala Staf Herzi Halevi, dilansir RNTV, Selasa (12/11/2024).
Katz mengklaim bahwa dua serangan Israel sebelumnya terhadap Iran tahun ini telah memperjelas bahwa angkatan udara mereka jelas lebih unggul daripada sistem pertahanan udara Iran.
Iran Bersiap, Bangun Terowongan dari Stasiun Tembus ke Rumah Sakit
Adapun Iran tampaknya tidak akan terpengaruh dari psywar yang dilancarkan Israel dan bersiap melaksakan serangan berikut rencana kontijensi serangan balasan berikutnya Israel.
Kantor berita Iran, Tasnim mengungkapkan kalau negara tersebut sedang membangun terowongan pertahanan bawah tanah di jantung ibu kota Iran, Teheran.
Laporan tersebut mengatakan kalau itu adalah terowongan unik dan pertama dari jenisnya yang dirancang untuk memfasilitasi akses publik ke rumah sakit pusat di Teheran.
Media berbahasa Ibrani, Channel 12 Israel mengatakan rencana Iran membangun terowongan itu muncul di tengah kekhawatiran akan serangan lain Israel.
"Pembangunan terowongan ini juga merupakan persiapan skenario di mana Iran dan Israel yang merupakan musuh bebuyutannya dapat saling serang," kata laporan tersebut.
Terowongan itu akan menghubungkan stasiun metro Teheran ke Rumah Sakit Imam Khomeini, dan memungkinkan akses dari bawah tanah.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah negara ini, sebuah terowongan dengan makna pertahanan sedang dibangun di Teheran," kata kepala transportasi di ibu kota Iran kepada kantor berita semi-pemerintah Iran, Tasnim.
Para pejabat senior Iran, dengan pemimpin tertinggi Khamenei sebagai pemimpinnya, telah berulang kali berjanji untuk menanggapi serangan udara terakhir Israel yang terjadi pada 26 Oktober lalu.
Pada gilirannya, pejabat Israel memperingatkan bahwa jika Iran menyerang lagi, serangan berikutnya akan lebih signifikan dan merusak, berpotensi meluas ke infrastruktur energi dan minyak utama Iran.
Keputusan Iran untuk membangun terowongan pertahanan juga muncul setelah terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS).
Dengan kembali menjadi Presiden AS, Trump kemungkinan akan memberi lampu hijau buat Israel untuk mengambil pendekatan yang lebih agresif terhadap Iran dan sekutunya saat ia menjabat.
Dubes Iran untuk Lebanon Muncul di Publik
Dalam kerangka membalas serangan Israel, Iran diduga akan menggunakan kekuatan proksi-proksinya di kawasan, termasuk Hizbullah di Lebanon.
Terkait hal tersebut, Mojtaba Amani, duta besar Iran untuk Lebanon, muncul di publik untuk pertama kali sejak terluka dalam ledakan pager Hizbullah bulan September lalu.
Saat itu, Amani dilaporkan tewas dalam serangan itu; tetapi laporan selanjutnya mengatakan ia kehilangan matanya dan tangannya terluka.
Amani kemudian dibawa ke Teheran untuk menjalani perawatan.
Gambar-gambar tersebut menunjukkan Amani dengan luka yang terlihat di mata kirinya, sementara tangan kirinya juga diperban dan jari-jarinya -tampaknya- diamputasi.
Dalam pertemuan tersebut, ia bertemu dengan Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran, sebelum dikirim kembali ke misinya di Lebanon – kantor berita MNA melaporkan.
Araghchi menekankan kepada Amani perlunya mengambil semua tindakan yang diperlukan dan menggunakan fasilitas politik dan internasional untuk segera menghentikan kejahatan rezim Zionis terhadap Lebanon.
Laporan MNA menambahkan bahwa dia memberikan Amani “instruksi yang diperlukan untuk periode mendatang”.
(oln/rntv/mna/*)