TRIBUNNEWS.COM - Serangan Israel menghancurkan dua bangunan tempat tinggal di Ghobeiry, Beirut, Lebanon.
Eskalasi itu berlangsung setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi paksa.
Juru bicara militer Israel berbahasa Arab, Avichay Adraee memerintahkan penduduk di pinggiran selatan Beirut, Ghobeiry, untuk segera mengungsi.
"Serangan akan dilakukan dalam waktu dekat terhadap sejumlah target," kata Avichay Adraee, dikutip dari Al Jazeera.
Adraee juga menerbitkan peta beserta peringatannya yang memperlihatkan beberapa gedung ditandai dengan warna merah.
Ada dua yang ditandai dengan warna merah.
Ia memperingatkan, "gedung-gedung ini dan gedung-gedung yang berdekatan dengan bangunan itu harus segera dievakuasi."
Media lokal Lebanon melaporkan, peringatan tersebut, yang dikeluarkan sekitar pukul 6 pagi waktu setempat, setelah puluhan orang tewas di seluruh Lebanon sepanjang Kamis hingga Jumat pagi.
Baca juga: Al Jazeera Bantah Tuduhan Israel yang Sebut 6 Jurnalisnya Anggota Hamas atau PIJ
Tingkat serangan dan kerusakan yang ditimbulkan belum diketahui.
"Setidaknya dua serangan Israel telah menghancurkan dua bangunan tempat tinggal tidak jauh dari tempat kami berada, dekat distrik Ghobeiry di Beirut," lapor koresponden Al Jazeera.
Dikatakan, sudah empat hari sejak militer Israel kembali membom beberapa permukiman di pinggiran selatan Beirut.
Permukiman ini sebagian besar kosong – sebagian besar dari 700.000 orang yang dulu tinggal dan bekerja di sana telah pergi.
Padahal masih ada ribuan orang yang bertahan.
Banyak dari mereka yang mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka tidak punya tempat lain untuk dituju.