"Kami sangat kecewa," katanya.
"Tampaknya pemerintahan ini telah diisi sepenuhnya oleh kaum neokonservatif dan orang-orang yang sangat pro-Israel dan pro-perang, yang merupakan kegagalan di pihak Presiden Trump terhadap gerakan pro-perdamaian dan anti-perang."
Nazarko mengatakan masyarakat akan terus mendesak agar suaranya didengar setelah menggalang suara untuk membantu Trump menang.
"Setidaknya kami ada di peta."
Hassan Abdel Salam, mantan profesor di University of Minnesota, Twin Cities, dan salah satu pendiri kampanye Abandon Harris yang mendukung kandidat Partai Hijau Jill Stein, mengatakan rencana perekrutan Trump tidak mengejutkan, tetapi terbukti lebih ekstrem dari yang ditakutkannya.
"Sepertinya dia sedang melakukan Zionisme berlebihan," katanya.
"Kami selalu sangat skeptis. Jelas kami masih menunggu untuk melihat ke mana pemerintah akan bergerak, tetapi tampaknya komunitas kami telah dipermainkan."
Beberapa pendukung Trump yang beragama Muslim dan Arab mengatakan mereka berharap Richard Grenell, mantan penjabat Direktur Intelijen Nasional Trump, akan memainkan peran kunci setelah ia memimpin upaya pendekatan terhadap masyarakat Muslim dan Arab Amerika selama berbulan-bulan.
Grenell bahkan diperkenalkan sebagai calon Menteri Luar Negeri berikutnya di berbagai acara.
Sekutu utama Trump lainnya, Massad Boulos, berulang kali bertemu dengan para pemimpin Arab Amerika dan Muslim.
Massad Boulos juga merupakan besan Trump, yang berasal dari Lebanon.
Putra Massad, Michael Boulos, menikah dengan anak keempat Donald Trump, Tiffany.
Baca juga: Donald Trump Tunjuk Antivaksin Robert F. Kennedy Jr. sebagai Menteri Kesehatan AS
Richard Grenell dan Massad Boulos memberikan janji kepada para pemilih Arab Amerika dan Muslim bahwa Trump adalah kandidat perdamaian yang akan bertindak cepat untuk mengakhiri perang di Timur Tengah dan sekitarnya.
Selama kampanyenya, Donald Trump melakukan beberapa kunjungan ke kota-kota dengan populasi besar Arab Amerika dan Muslim di Amerika Serikat.