News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kerja Sama Militer Rusia dan Korut Dikecam oleh AS dan Sekutu

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: timtribunsolo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang secara tegas mengecam hubungan antara Rusia dan Korea Utara (Korut) yang dinilai berbahaya.

TRIBUNNEWS.COM, Lima, 15 November 2024 - Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang secara tegas mengecam hubungan antara Rusia dan Korea Utara (Korut) yang dinilai berbahaya.

Kecaman ini disampaikan dalam konferensi pers bersama yang digelar di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2024 di Lima, Peru.

Kecaman Terhadap Kerja Sama Militer

Kecaman tersebut muncul setelah Korea Utara menandatangani undang-undang perjanjian militer dengan Rusia, yang mencakup pakta pertahanan bersama dan pengiriman hingga 10.000 tentara Korut ke perbatasan Rusia dengan Ukraina.

Presiden AS Joe Biden menekankan pentingnya aliansi dengan Jepang dan Korsel untuk melawan kerja sama berbahaya antara Korut dan Rusia yang dapat mengganggu stabilitas regional.

"Kita kini telah mencapai momen perubahan politik yang signifikan," ungkap Biden kepada wartawan.

Ia juga menyatakan bahwa kemitraan antara AS, Korsel, dan Jepang adalah bagian utama dari warisannya.

Harapan untuk Kerja Sama Berkelanjutan

Presiden Korea Selatan Yoon Sukyeol mengungkapkan keprihatinan yang sama dengan menyebutkan meningkatnya kehadiran pasukan Korut di luar negeri.

"Lingkungan keamanan yang menantang di dalam dan luar kawasan sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya kerja sama trilateral kita," kata Yoon.

Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru, yang baru menjabat pada bulan Oktober, juga menekankan perlunya hubungan yang seimbang antara Jepang dan AS, termasuk pengelolaan bersama pangkalan militer Amerika di Jepang.

Pernyataan Bersama

Konferensi pers ini bertepatan dengan pernyataan bersama yang menegaskan komitmen ketiga negara terhadap hak Ukraina untuk membela diri.

Dalam pernyataan tersebut, mereka mengutuk keras keputusan pemimpin DPRK dan Rusia yang memperluas perang agresi Rusia terhadap Ukraina.

"Pendalaman kerja sama militer antara DPRK dan Rusia, termasuk transfer amunisi dan rudal balistik, sangat penting mengingat status Rusia sebagai Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB," bunyi pernyataan tersebut.

Dengan harapan untuk pertemuan tahunan di masa depan, para pemimpin berkomitmen untuk memperkuat hubungan mereka dalam menghadapi tantangan keamanan global.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini