News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS, Korea Selatan, dan Jepang Kecam Hubungan Rusia-Korea Utara

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampak tertawa di dalam mobil Aurus di Pyongyang, Korea Utara 19 Juni 2024. Kedua tampak saling menyopiri dalam perjalanan singkat tersebut. Keakraban ini menandai terjalinnya aliansi antara Rusia dan Korea Utara dengan komitmen saling membela bila kedua negara terlibat dalam perang bersenjata terhadap pihak lain.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang mengecam dan menilai hubungan Rusia dan Korea Utara (Korut) berbahaya.

Kecaman itu terlontar ketika mereka menggelar konferensi pers bersama di sela-sela Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC 2024) yang saat ini tengah diselenggarakan di Lima, Peru,

Dikutip dari Fisrt Pers dan Al Jazeera, konferensi tersebut juga menjadi lagu perpisahan bagi Presiden AS Joe Biden yang akan lengser dari jabatannya pada tahun 2025.

"Kita kini telah mencapai momen perubahan politik yang signifikan," kata Biden kepada wartawan pada hari Jumat (15/11/2024).

Di kesempatan itu pula Biden memuji ikatan antara AS, Korea Selatan, dan Jepang sebagai bagian utama dari warisannya.

"Ini mungkin akan menjadi pertemuan trilateral terakhir saya dengan kelompok penting ini, tetapi saya bangga telah membantu menjadi salah satu bagian dalam membangun kemitraan ini, dan saya pikir kemitraan ini akan bertahan lama. Itulah harapan dan ekspektasi saya."

Biden akan digantikan oleh Presiden terpilih Donald Trump pada bulan Januari 2025, seorang Republikan yang memperjuangkan kebijakan luar negeri America First.

Perubahan arah politik tersebut mungkin penting karena Jepang, Korea Selatan, dan AS bekerja sama dalam upaya mereka untuk menahan ancaman nuklir yang mereka lihat di Korea Utara, yang juga dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Awal minggu ini, Korea Utara menandatangani undang-undang perjanjian militer dengan kekuatan nuklir lainnya, Rusia, untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.

Baca juga: Populer Internasional: Iran Bersiap Balas Serangan Israel - Tank Korea Utara Terpantau Masuk Rusia

Perjanjian tersebut mencakup pakta pertahanan bersama, dan hingga 10.000 tentara Korea Utara dilaporkan telah dikirim ke perbatasan Rusia dengan Ukraina.

Biden menekankan pada hari Jumat bahwa aliansi AS dengan Jepang dan Korea Selatan akan menjadi hal yang penting untuk melawan kerja sama Korea Utara yang berbahaya dan mengganggu stabilitas dengan Rusia.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menggemakan sentimen itu, dengan mengutip meningkatnya kehadiran pasukan Korea Utara di luar negeri.

"Seperti yang dapat kita lihat dari pengerahan pasukan DPRK baru-baru ini ke Rusia, lingkungan keamanan yang menantang di dalam dan luar kawasan sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya kerja sama trilateral kita," kata Yoon.

Ia dan Biden juga bergabung dengan Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru, yang menjabat pada bulan Oktober.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini