TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump menunjuk CEO Liberty Energy, Chris Wright menjadi Menteri Departemen Energi pada hari Sabtu (16/11/2024).
"Chris telah menjadi teknolog dan pengusaha terkemuka di bidang Energi,"
"Ia telah bekerja di bidang Nuklir, Tenaga Surya, Panas Bumi, serta Minyak dan Gas,"
"Yang paling penting, Chris adalah salah satu pelopor yang membantu meluncurkan Revolusi Shale Amerika yang mendorong Kemandirian Energi Amerika, dan mengubah Pasar Energi Global dan Geopolitik,"tulis Trump dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Wright dikenal sebagai seorang donatur kampanye dan eksekutif bahan bakar fosil.
Kedepannya, pria itu juga akan menjabat sebagai anggota Dewan Energi Nasional yang baru dibentuk.
Kata Trump, Dewan Energi Nasional nantinya terdiri dari semua lembaga yang terlibat dalam "perizinan, produksi, pembangkitan, distribusi, regulasi, transportasi" energi.
Selain mengerjakan fracking minyak dan gas alam di perusahaannya, Wright juga duduk di dewan direksi perusahaan reaktor nuklir modular.
Sejauh ini, ia juga menggemakan tentang potensi energi nuklir.
Pengembangan energi nuklir telah menjadi fokus utama Departemen Energi pemerintahan Biden.
Departemen ini juga menaungi Badan Keamanan Nuklir Nasional, sebuah badan semi-otonom yang mengelola persediaan nuklir.
Baca juga: Trump Tunjuk Host Fox Business, Sean Duffy Jadi Menteri Transportasi
"Dunia bergantung pada minyak dan gas, dan kita membutuhkannya,"kata Wright kepadaCNBC dalam wawancara tahun 2023.
Dia juga mengatakan bahwa seruan untuk beralih dari bahan bakar fosil dalam satu dekade adalah "kerangka waktu yang tidak masuk akal."
Pada tahun 2021, Badan Energi Internasional menyatakan bahwa agar dunia terhindar dari dampak terburuk pemanasan global, tidak boleh ada pengembangan bahan bakar fosil baru yang disetujui.
Banyak negara, termasuk AS di bawah Presiden Joe Biden, telah menyetujui proyek-proyek baru sejak saat itu.
"Menghalangi sistem energi saat ini sebelum kita membangun sistem energi baru, sama sekali tidak ada keuntungannya," kata Wright kepada CNBC.
"Saya rasa Anda tidak akan melihat perubahan berarti dalam sistem hidrokarbon kita dalam tiga dekade mendatang."
Apa Itu Fracking?
Dikutip dari BBC, fracking, atau rekahan hidrolik, adalah teknik pengeboran yang digunakan untuk mengekstrak minyak, gas alam, energi panas bumi, atau air dari bawah tanah.
Fracking dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan bertekanan tinggi ke dalam lubang sumur untuk membuat retakan di batuan.
Retakan tersebut akan membuat gas alam, minyak bumi, dan air garam mengalir lebih bebas.
Fracking telah digunakan secara komersial selama 65 tahun. Di Amerika Serikat, fracking telah dilakukan di lebih dari 30 negara bagian, terutama di North Dakota, Pennsylvania, dan Texas.
Fracking dapat memberikan keuntungan, seperti:
- Meningkatkan laju perolehan minyak bumi, gas alam, atau air dari sumur bawah tanah
- Membantu merevitalisasi ekonomi lokal
- Sumur dapat berproduksi selama 20 hingga 40 tahun
Namun, fracking juga dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, seperti:
- Meracuni air tanah
- Mencemari air permukaan
- Merusak bentang alam liar
- Mengancam satwa liar
- Meningkatkan aktivitas seismik
- Menyebabkan masalah kesehatan dan pernapasan
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)