TRIBUNNEWS.COM - Saham yang terafiliasi dengan Grup Adani mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Jumat (22/11/2024),
Penurunan ini merupakan dampak dari dakwaan jaksa penuntut Amerika Serikat (AS) terhadap Gautam Adani.
Crazy Rich India ini dituduh terlibat dalam kasus suap.
Saham Adani Enterprises Ltd anjlok hingga 73 persen pada awal perdagangan, setelah sebelumnya mengalami penurunan 23 persen pada hari Kamis (21/11/2024).
Adani Ports dan Special Economic Zone Ltd juga mencatatkan penurunan 2 persen, memperpanjang kerugian 14 persen dari sesi sebelumnya.
Sebanyak tujuh dari sepuluh perusahaan dalam Grup Adani berada di zona merah, yang menyebabkan potensi kehilangan hampir US$27 miliar (setara Rp429,44 triliun) dari nilai pasar.
Menurut laporan jaksa federal AS, Gautam Adani dan eksekutif lainnya diduga menyuap pejabat pemerintah India sebesar US$265 juta untuk memenangkan kontrak energi surya.
Adani Group membantah tuduhan tersebut, menyebutnya tidak berdasar, dan berencana menempuh jalur hukum.
Penurunan Obligasi dan Investasi
Harga obligasi berdenominasi dollar AS milik Adani Group juga mengalami penurunan.
Saham perusahaan Adani Group anjlok hingga 20 persen di BSE.
Sementara harga obligasi Adani Port yang jatuh tempo pada Agustus 2027 turun lebih dari lima sen per dollar AS.
Obligasi Adani Electricity Mumbai dan Adani Transmission juga mengalami penurunan signifikan.
GQG Partners, perusahaan investasi yang merupakan pendukung besar Adani, mengalami penurunan saham sebesar 20 persen, yang merupakan penurunan terbesar dalam tiga tahun terakhir.
Baca juga: Fakta Kasus Suap Gautam Adani, Tanggapan Oposisi di India hingga Kelanjutan Kasus
Gautam Adani kini menghadapi dakwaan penipuan sekuritas dan konspirasi penipuan.