News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Lebanon, Tewaskan 226 Orang Petugas Kesehatan dan Pasien

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas pemadam kebakaran Lebanon dikerahkan saat kebakaran terjadi di lokasi serangan Israel yang menargetkan sebuah gedung di jalan Mar Elias, Beirut, pada 17 November 2024. (Photo by Fadel ITANI / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas konflik di Lebanon berdampak pada petugas kesehatan.

Data Administrasi Jaminan Sosial (SSA) menunjukkan, konflik Lebanon telah menyebabkan 226 petugas kesehatan dan pasien tewas di Lebanon. 

Lalu 199 terluka antara 7 Oktober 2023 dan 18 November 2024.

Dilansir dari website Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, sejak 7 Oktober 2023, terjadi 47 persen serangan terhadap perawatan kesehatan

Persentase ini lebih tinggi dibandingkan konflik yang terjadi saat ini di seluruh dunia. 

Dengan hampir setengah dari semua serangan terhadap kesehatan menyebabkan kematian seorang pekerja kesehatan.

Padahal, pelayanan kesehatan warga sipil memiliki perlindungan khusus.

“Angka-angka ini sekali lagi mengungkap pola yang sangat mengkhawatirkan. Merampas akses warga sipil terhadap perawatan yang menyelamatkan nyawa, menargetkan penyedia layanan kesehatan merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional," tegas Perwakilan WHO di Lebanon Dr Abdinasir Abubakar, Jumat (22/11/2024).

Hukum, kata dr Abdinasir melarang penggunaan fasilitas kesehatan untuk tujuan militer.

Hukum humaniter internasional menyatakan bahwa petugas dan fasilitas kesehatan harus selalu dilindungi dalam konflik bersenjata dan tidak boleh diserang. 

Fasilitas kesehatan tidak boleh digunakan untuk tujuan militer.

Harus ada pertanggungjawaban atas penyalahgunaan fasilitas kesehatan.

"Harus ada konsekuensi jika tidak mematuhi hukum internasional, dan prinsip kehati-hatian, pembedaan, dan proporsionalitas harus selalu dipatuhi," sambung Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur Dr. Hanan Balkhy.

Mayoritas insiden di Lebanon berdampak pada petugas kesehatan

Mayoritas (68 persen) insiden di Lebanon yang tercatat oleh SSA berdampak pada tenaga kesehatan.

Situasi ini menjadi sebuah pola yang berulang kali terlihat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Gaza tahun lalu. 

Di Lebanon, sekitar 63 persen berdampak pada transportasi kesehatan dan 26 persen berdampak pada fasilitas kesehatan. 

Selain itu 1 dari 10 rumah sakit di Lebanon terkena dampak langsung.

Semakin besar dampak yang dialami oleh tenaga kesehatan, semakin lemah pula kemampuan jangka panjang suatu negara untuk pulih dari krisis dan menyediakan layanan kesehatan pascakonflik.

Saat ini, sistem kesehatan negara tersebut berada di bawah tekanan yang sangat berat.

Sebanyak 15 dari 153 rumah sakit telah berhenti beroperasi, atau hanya berfungsi sebagian. 

Nabatieh, misalnya, salah satu dari 8 provinsi di Lebanon, telah kehilangan 40 persen kapasitas tempat tidur rumah sakitnya.

Sejauh tahun ini, antara 1 Januari 2024 dan 18 November 2024, total 1.246 serangan terhadap perawatan kesehatan tercatat secara global.

Ribuan serangan ini terjadi 13 negara atau wilayah, menewaskan 730 pekerja kesehatan dan pasien serta melukai 1.255.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini