TRIBUNNEWS.COM - Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam mengatakan seorang sandera Israel tewas di Gaza utara pada Sabtu (23/11/2024).
Sandera wanita tersebut tewas dalam operasi militer Israel di Gaza utara.
Juru Bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obeida mengatakan bahwa kontak telah dipulihkan dengan para penculik wanita tersebut setelah jeda beberapa minggu.
Setelah dikonfirmasi, Brigade Al-Qassam memastikan bahwa sandera Israel itu tewas di daerah Gaza utara, tempat IDF beroperasi.
Pernyataan Abu Obeida tidak mengidentifikasi lebih lanjut sandera tersebut atau mengatakan bagaimana atau kapan dia dibunuh.
Dikutip dari Al Arabiya, saat ini militer Israel tengah menyelidiki laporan tersebut.
Selama serangan Hamas pada tahun lalu, para militan menyandera 251 orang.
Dari jumlah tersebut, 97 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang dipastikan telah tewas.
Sebelumnya, operasi militer Israel di tepi utara Gaza dalam 48 jam telah menewaskan sedikitnya 120 warga Palestina.
Di antara korban tewas terdapat tujuh anggota satu keluarga yang rumahnya terkena serangan pada malam hari di pinggiran Zeitoun, Kota Gaza, kata pejabat kesehatan.
Sisanya tewas dalam serangan terpisah Israel di Gaza bagian tengah dan selatan.
Baca juga: Teror Israel Kembali Sasar Pasukan UNIFIL di Lebanon Selatan, Giliran Tentara Italia Berdarah-darah
Di saat yang sama, pasukan Israel meningkatkan serangan dan pemboman di tepi utara Gaza.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk mencegah pejuang Hamas melancarkan serangan dan berkumpul kembali di daerah tersebut.
Dikutip dari Reuters, penduduk setempat mengatakan bahwa mereka khawatir tujuannya adalah untuk mengosongkan secara permanen sebidang wilayah sebagai zona penyangga, yang dibantah Israel.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya mengatakan pemboman Israel yang sedang berlangsung tampaknya ditujukan untuk memaksa staf rumah sakit untuk mengungsi.
"Kemarin (Jumat), mulai sore hingga tengah malam, serangan bom langsung menyasar pintu masuk ruang gawat darurat dan ruang tunggu beberapa kali," katanya dalam keterangan tertulis.
Serangan itu juga menyebabkan kerusakan signifikan yang mengganggu generator listrik, jaringan pasokan oksigen, dan pasokan air, tambahnya.
Ketika diminta mengomentari pernyataan Abu Safiya, militer Israel mengatakan bahwa setelah peninjauan awal, mereka "tidak mengetahui adanya serangan di area Rumah Sakit Kamal Adwan".
Militer Israel menambahkan bahwa mereka melakukan segala hal yang mungkin untuk menghindari jatuhnya korban sipil.
Baca juga: Mantan Perwira Intelijen Israel: Unit 8200 IDF Kini Bobrok, Dilanda Krisis Terburuk dalam Sejarahnya
Israel mengatakan Hamas menggunakan rumah sakit dan warga sipil sebagai tameng manusia, dan telah membuat video dan foto publik untuk mendukung klaim tersebut.
Hamas menolak tuduhan tersebut dan mengatakan pihaknya tidak menggunakan penduduk sipil atau fasilitas untuk tujuan militer.
(Tribunnews.com/Whiesa)