Komunitas Sant’Egidio Indonesia Ajak Tokoh Agama Serukan Imbauan Damai
Wahyu Aji/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Sant’Egidio Indonesia bekerja sama dengan 5P Global Movement dan Keuskupan Agung Jakarta membacakan imbauan damai pada acara doa dan dialog bertajuk 'Membayangkan Perdamaian' di Graha Pemuda, Gereja Katolik Katedral Jakarta, pada Sabtu (23/11/2024).
Pembacaan dilakukan berlatar Terowongan Silaturahmi, penghubung di bawah tanah antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
Hadir dalam acara tersebut Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo, Ketua Pengurus Besar Permabudhi Philip K Widjaja, Wakil Kepada Divisi Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal Mulawarman Hannase, Wakil Ketua Bidang Keagamaan dan Lintas Uman PHDI Pinandita Tuwari, Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI Pastor Agustinus Heri Wibowo, dan Koordinator Komunitas Sant’Egidio Indonesia Tegus Budiono.
Setiap tahun Komunitas Sant’Egidio melakukan acara serupa di berbagai kota di Eropa.
Inisiatif tersebut dikenal dengan “Semangat Assisi,” berawal dari warisan Paus Yohanes Paulus II yang mengumpulkan para pemuka agama di kota Assisi pada pada 27 Oktober 1986 silam.
Teguh mengatakan, budaya perdamaian saat ini mengalami krisis karena keegoisan manusia, yang membawa pertikaian, kebrutalan perang, dan aksi teror.
Perang itu merusak dan tidak mudah untuk diakhiri, seakan-akan menjadi abadi.
“Kami yakin dunia religius memiliki energi untuk bahasa baru yang dapat ditransformasi menjadi gerakan perdamaian. Karena itu, perlu upaya untuk mengembangkan dialog, yang dapat menghasilkan ruang perdamaian,” katanya.
Senada dengan itu, Mgr Piero mengatakan, momen kunjungan Paus Fransiskus pada September lalu telah menegaskan pesan perdamaian yang luas bagi Indonesia.
Dengan kunjungan tersebut, Paus Fransiskus ingin mendorong setiap orang untuk mengupayakan perdamaian dalam setiap aspek kehidupan.
Sementara itu, Chairman 5P Indonesia William Syahbandar mengatakan, inisiatif Komunitas Sant’Egidio tersebut tidak hanya mempromosikan nilai universal toleransi dan perdamaian, tetapi juga kekhasan bangsa Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Cara Indonesia mengatasi perbedaan tersebut telah diakui dunia, salah satunya melalui Kunjungan Paus Fransiskus pada September lalu.