Hanya beberapa jam setelah gencatan senjata resmi berlaku, Kataib Hezbollah menyatakan gencatan senjata itu sebagai "keputusan Lebanon semata-mata" dan mengakui peran penting gerakan Perlawanan Lebanon dalam mewujudkan kesepakatan tersebut.
Kelompok itu menekankan bahwa penghentian sementara aktivitas faksi Perlawanan mana pun tidak akan melemahkan persatuan Poros Perlawanan yang lebih luas. "Sebaliknya, partai-partai baru akan bergabung, memperkuat front perlawanan untuk menghadapi musuh-musuh Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman," kata pernyataan itu.
Kataib Hezbollah juga menuduh Amerika Serikat terlibat dalam tindakan pendudukan Israel selama perang, dengan menyebutnya sebagai "mitra entitas Zionis dalam semua kejahatannya yang berbahaya berupa pembunuhan, penghancuran, dan pemindahan paksa." Kelompok tersebut memperingatkan bahwa AS akan dimintai pertanggungjawaban atas peran jahatnya, dengan menyatakan, "Cepat atau lambat AS harus membayar harga atas kejahatan ini."
Mengulang dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap perjuangan Palestina, Kataib Hezbollah menegaskan solidaritasnya dengan rakyat Gaza, menekankan bahwa tidak ada pengorbanan yang akan menghalangi komitmennya. “Kami tetap tidak gentar oleh ancaman, pengkhianatan, atau metode kriminal musuh. Dan merupakan kewajiban kami untuk membantu orang-orang beriman," pernyataan itu menyimpulkan.
Gencatan senjata mulai berlaku
Gencatan senjata Israel dengan Lebanon secara resmi berlaku pada hari Rabu pukul 4:00 pagi (waktu setempat).
Pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa pemerintah "Israel" dan Lebanon telah menerima proposal untuk mengakhiri perang , dan menggambarkan perkembangan tersebut sebagai "kabar baik".
Ia mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan perdana menteri "Israel" dan Lebanon dan "senang mengumumkan bahwa pemerintah mereka telah menerima usulan Amerika Serikat untuk mengakhiri konflik yang menghancurkan antara Israel dan Hizbullah."
Biden menegaskan bahwa segera setelah gencatan senjata berlaku, permusuhan akan berakhir secara permanen, dan berterima kasih kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron atas "kemitraannya dalam mencapai momen ini."
Ia menambahkan bahwa Tentara Lebanon akan mendapatkan kembali kendali atas wilayahnya setelah penerapan perjanjian gencatan senjata.
SUMBER: AL MAYADEEN