TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, mengancam gerakan perlawanan Palestina, Hamas, agar membebaskan sandera Israel dan lainnya sebelum ia dilantik pada 20 Januari 2025.
Pemerintah AS yang setia mendukung sekutunya, Israel, akan kembali dipimpin oleh Donald Trump untuk masa jabatan keduanya setelah mengalahkan Kamala Harris dalam Pilpres AS pada 5 November lalu.
"Semua orang berbicara mengenai sandera yang ditahan dengan brutal, tidak manusiawi, dan menentang keinginan dunia, di Timur Tengah. Namun, semua itu hanya omong kosong, dan tidak ada tindakan!" tulis Donald Trump di media sosial TRUTH, Senin (2/12/2024).
Ia mengancam akan ada "Neraka" di Timur Tengah, yang merujuk pada Gaza, jika para sandera tidak dibebaskan.
"Jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ADA NERAKA YANG HARUS DIBAYAR di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman terhadap Kemanusiaan ini," lanjutnya.
Donald Trump juga mengancam akan menghukum siapapun yang bertanggung jawab untuk masalah ini.
"Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada yang pernah diterima siapa pun dalam Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur. BEBASKAN PARA SANDERA SEKARANG!"
Postingan Donald Trump di TRUTH muncul tidak lama setelah Hamas merilis video yang menjelaskan, 33 sandera Israel tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Dalam video itu, Hamas mengatakan beberapa jejak dari sandera Israel hilang karena pemboman tersebut.
"Kelanjutan agresi Israel akan meningkatkan jumlah sandera yang tewas," tulis Hamas dalam video yang rilis di media sosial Telegram, Senin (2/12/2024).
Hamas juga menyerukan diakhirinya agresi Israel dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza untuk membebaskan sandera yang tersisa.
Baca juga: Hamas: 33 Sandera Israel Tewas di Gaza, Jejak Mereka Hilang gara-gara Serangan Udara IDF
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.249 jiwa dan 105.250 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (2/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel