Amerika Marah atas Pembunuhan Seorang Pekerja Bantuan di Gaza dan Menuntut Israel Menyelidikinya
TRIBUNNEWS.COM- Vedant Patel, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan bahwa Amerika Serikat mendesak Israel pada hari Selasa untuk menyelidiki tuduhan pembunuhan pekerja bantuan di Gaza dalam serangan udara.
Vedant Patel juga menyatakan kemarahannya atas pembunuhan seorang karyawan Save the Children di Gaza. beberapa hari terakhir.
Menurut Reuters, Patel mengatakan, sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang pembunuhan Ahmed Faisal Al-Qadi (39 tahun) dalam serangan udara pada hari Sabtu di Khan Yunis, bahwa Washington sedang mencari informasi lebih lanjut tentang kematian tersebut.
Kami marah dan kami ingin informasi lebih lanjut mengenai kejadian ini,” kata Patel.
Dia menambahkan: “Tentara Israel harus memberikan informasi tambahan tentang insiden ini... Kami mendesak Israel untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan terhadap tindakan tersebut, dan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam sistem mereka.”
Terbunuhnya Pekerja Save the Children
AS 'marah' atas pembunuhan pekerja Save the Children oleh Israel di Gaza, laporan dari Departemen Luar Negeri.
Departemen Luar Negeri AS menyuarakan kemarahannya, Selasa, atas laporan pembunuhan seorang pekerja bantuan Save the Children di Jalur Gaza akhir pekan lalu, Anadolu Agency melaporkan.
"Kami sangat marah dan ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang insiden ini. Kami prihatin dengan laporan serangan yang menewaskan pekerja bantuan Save the Children di Khan Yunis," kata juru bicara Vedant Patel dalam konferensi pers.
“Pandangan kami adalah bahwa pekerja kemanusiaan harus dilindungi sehingga mereka dapat mengirimkan bantuan dengan aman, baik di Gaza maupun di mana pun di dunia,” kata Patel.
Kelompok bantuan tersebut mengonfirmasi pada hari Sabtu kematian seorang staf, Ahmad Faisal Isleem Al-Qadi, dalam serangan udara Israel di Khan Yunis — pekerja kedua yang tewas di Gaza sejak serangan Israel terhadap daerah kantong Palestina tersebut.
"Ia terbunuh Sabtu sore saat ia kembali ke rumah untuk menemui istri dan putrinya yang berusia tiga tahun dari masjid. Sebanyak 17 orang dilaporkan tewas dalam sedikitnya dua serangan terpisah di Khan Yunis pada Sabtu," katanya.
SUMBER: ASHARQ AL-AWSAT, AL MAYADEEN