Meski begitu, Assad tetap menjadi sekutu penting bagi Putin dan Suriah menjadi tempat pelabuhan dan aset militer Rusia, jadi sulit untuk melihat Putin lepas tangan sepenuhnya.
Bagaimana Tanggapan Pihak Lainnya?
Sejauh ini, Iran menunjukkan tekad untuk melakukan segala hal untuk mendukung Assad.
Muncul laporan bahwa milisi Irak yang didukung Iran, dimobilisasi ke arah Suriah.
Suriah merupakan wilayah penting Iran, yang mengandalkan proksi regional dalam konfrontasi melawan Israel dan AS.
Milisi sekutu Iran yang berbasis di Irak, Lebanon, dan tempat lain, membantu Assad mendapatkan kembali wilayah setelah pasukannya runtuh pada awal pemberontakan rakyat pada Maret 2011.
Namun, Hizbullah Lebanon, yang mempertahankan pengaruh signifikan di Suriah, saat ini sedang melemah akibat konflik dengan Israel.
Turki merupakan pemain dominan di Suriah utara, dan awalnya menentang serangan yang dipimpin HTS, menurut dua orang yang mengetahui langsung situasi tersebut.
Namun Turki mengubah perhitungannya setelah Assad menolak bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk membahas reformasi politik dan kembalinya pengungsi Suriah dari Turki.
Turki juga merasa gembira dengan bagaimana pemberontak berhasil mengusir milisi Kurdi yang didukung AS, yang dianggap teroris oleh Ankara, dari dalam Aleppo dan kota Tal-Rifaat tanpa banyak pertumpahan darah.
Bagaimana dengan Amerika Serikat dan Israel?
Sementara itu, AS telah bermitra dengan Kurdi Suriah selama hampir satu dekade dalam perang melawan ISIS dan menempatkan 900 tentara di negara tersebut.
Negara-negara Arab, yang baru-baru ini menjalin pemulihan hubungan dengan Assad dengan harapan ia tidak terlalu bergantung pada Iran dan berdamai dengan pihak oposisi, bersama dengan Amerika mengambil pendekatan "menunggu dan melihat" dalam menghadapi peristiwa yang bergerak cepat ini.
Baca juga: Delegasi Suriah untuk PBB, Qusay al-Dahhak Menyalahkan Israel & Turki, Begini Katanya di Sidang PBB
Begitu pula Israel, yang secara signifikan meningkatkan serangannya terhadap Iran dan Hizbullah di Suriah setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)