TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan terima kasih kepada Presiden terpilih AS, Donald Trump, pada hari Selasa (3/12/2024) atas pernyataannya dalam pembebasan tawanan di Gaza.
Trump mengancam pada hari Senin (2/12/2024) bahwa Timur Tengah akan menghadapi "masalah serius" jika semua tawanan yang ditahan oleh faksi Palestina di Jalur Gaza tidak dibebaskan sebelum pelantikannya sebagai Presiden AS pada tanggal 20 Januari.
Trump mengatakan dalam sebuah posting di akun Truth Social miliknya,.
“Semua orang membicarakan tentang para sandera yang ditawan dengan sangat kejam, tidak manusiawi, dan bertentangan dengan keinginan seluruh dunia, di Timur Tengah – namun itu semua hanya omong kosong, dan tidak ada tindakan.”
Presiden terpilih AS itu menekankan pihaknya bertanggun jawab atas para sandera yang berada di tangan Hamas.
"Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada yang pernah diterima siapa pun dalam sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur. BEBASKAN SANDERA SEKARANG JUGA!"
Pada awal sesi pemerintahan di kota Nahariya pada hari Selasa, Netanyahu mengucap terima kasih.
“Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump atas pernyataan tegasnya kemarin, pernyataan yang sangat tegas yang memperjelas bahwa ada satu pihak yang bertanggung jawab atas situasi ini — dan itu adalah Hamas. Hamas harus membebaskan para sandera.”
Ia menambahkan, “Organisasi itu diharuskan membebaskan para sandera. Presiden Trump menekankan hal ini pada tempat yang tepat — pada Hamas, dan bukan pada pemerintah Israel, seperti yang biasa terjadi di beberapa tempat.”
"Kami akan terus melakukan segala cara untuk membebaskan mereka, dan siapa pun yang menyakiti mereka akan dibunuh. Ini juga yang dikatakan Presiden Trump kemarin, dan ini memperkuat pernyataan ini," kata Netanyahu.
Pakai AI
Baca juga: Israel Akui 6 Sandera Tewas Gara-gara Serangan Udaranya di Khan Yunis pada Agustus Lalu
Keluarga sandera Israel di Jalur Gaza menerbitkan video yang dibuat dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), menunjukkan Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seolah ditahan di terowongan Hamas.
Video itu berdurasi satu menit berjudul "Pejuang Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) meluncurkan sinyal kehidupan dari terowongan Gaza" dengan tulisan 'Banjir Al-Aqsa' yang digunakan Hamas di semua videonya.
"Saya mohon kepada bapak dan ibu, lepaskan kami," kata Yair Netanyahu dalam video itu, berbicara kepada orang tuanya, Sarah dan Benjamin Netanyahu.
"Nama saya Yair Netanyahu dan saya berusia 33 tahun dari Yerusalem. Saya di sini hampir tanpa makanan atau air dan tanpa melihat matahari atau menghirup udara. Hidup saya dalam bahaya karena bom," katanya.