TRIBUNNEWS.COM - Ukraina telah mengembangkan kemampuan untuk meretas dan mengalihkan drone bunuh diri buatan Iran, Shahed, yang diluncurkan oleh Rusia.
Melalui teknik ini, Ukraina berhasil mengacaukan sistem navigasi drone tersebut.
Kemudian mengarahkannya kembali ke wilayah Rusia dan Belarus.
Menurut laporan dari surat kabar Inggris, The Telegraph, Rusia saat ini memproduksi lebih dari 6.000 drone Shahed setiap tahunnya.
Kremlin meluncurkan antara 30 hingga 80 drone ke kota-kota Ukraina setiap hari.
Pada Selasa (2/12/2024), Rusia mencatat rekor baru dengan meluncurkan 188 drone Shahed dan 4 rudal balistik Iskander ke arah Ukraina.
Meskipun tidak dapat menghentikan semua rudal Iskander, Angkatan Udara Ukraina menyatakan berhasil mencegah 90 persen drone mencapai targetnya.
Menurut surat kabar Prancis, Le Monde, Ukraina berhasil mengalihkan 95 drone dari target aslinya dengan merebut koordinat satelit yang digunakan untuk navigasi.
"Drone ini sengaja dikirim ke Rusia dan Belarus," ungkap sumber intelijen militer Ukraina.
Kemampuan ini, walaupun tidak diakui secara publik oleh otoritas Rusia atau Belarus, menunjukkan kemajuan signifikan dalam taktik peperangan elektronik Ukraina.
Ukraina menggunakan sistem peperangan elektronik untuk mengganggu sistem navigasi drone Shahed.
Teknik ini melibatkan pemalsuan lokasi dengan memberikan data lokasi palsu, sehingga drone tersebut bingung dan terbang ke arah yang salah.
Baca juga: NATO Menyerukan kepada Barat untuk Beri Dukungan Cukup kepada Ukraina untuk Mengubah Arah Perang
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan lebih dari 90 pesawat nirawak hilang akibat gangguan lokasi.
Ukraina terus mengembangkan teknologi untuk melindungi wilayahnya dari serangan drone.