TRIBUNNEWS.COM - Kuba mengalami pemadaman listrik nasional pada Rabu (4/12/2024), setelah jaringan listrik di negara itu mati total.
Ini merupakan krisis energi terburuk yang dialami Kuba dalam beberapa dekade terakhir.
Menurut laporan dari Newsweek pada Kamis (5/12/2024), perusahaan listrik milik negara, Electric Union, mengonfirmasi bahwa pemadaman terjadi sekitar pukul 02.00 pagi waktu setempat.
Pemadaman listrik ini disebabkan oleh kerusakan pada Pembangkit Listrik Termoelektrik Antonio Guiteras yang terletak di provinsi Matanzas, sekitar 60 mil dari Havana.
Meskipun demikian, perusahaan menyatakan bahwa listrik mulai dipulihkan secara bertahap pada Rabu (4/12/2024) pagi, termasuk di ibu kota Havana, CNBC melaporkan.
Pemerintah Kuba merespons krisis ini dengan mengeluarkan beberapa peraturan baru dalam rencana darurat.
Menurut Reuters, pada pekan ini, pemerintah meminta perusahaan milik negara dan swasta untuk meningkatkan produksi energi dari sumber daya terbarukan serta membatasi penggunaan pendingin udara.
Dekrit baru tersebut memberikan waktu tiga tahun bagi konsumen energi untuk memasang sumber energi terbarukan yang mampu memenuhi setidaknya 50 persen dari konsumsi listrik mereka.
Presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel Bermúdez, melalui media sosial X, mengungkapkan bahwa Kementerian Energi dan Pertambangan serta Electric Union sedang bekerja keras untuk memulihkan pasokan listrik.
Krisis Energi yang Berkelanjutan
Krisis energi ini semakin diperparah oleh pemadaman bergilir yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Baca juga: Badai Oscar Memperparah Krisis Listrik Kuba, Jutaan Warga Terisolasi Tanpa Listrik
Banyak warga Kuba mengalami pemadaman listrik selama jam sibuk, dan pada bulan Oktober lalu, jutaan orang tidak mendapatkan listrik akibat kegagalan operasional Pabrik Termoelektrik Antonio Guiteras.
Situasi ini diperburuk oleh bencana alam seperti Badai Oscar dan Badai Rafael yang juga menyebabkan pemadaman berkepanjangan.
Faktor Penyebab
Kekurangan bahan bakar dan infrastruktur yang menua menjadi penyebab utama dari krisis ini.
Sanksi AS dan krisis ekonomi yang memburuk juga dianggap sebagai faktor yang memperparah situasi.