TRIBUNNEWS.COM – Partai Hizbullah dari Lebanon mengirimkan 3000 anggotanya ke Damaskus dan Homs dalam 48 jam terakhir.
Langkah ini diambil setelah oposisi bersenjata Suriah berhasil menguasai beberapa kota, termasuk Aleppo, Idlib, dan Hama.
Tujuan Pengiriman Pasukan
Hizbullah memobilisasi pasukannya dari berbagai daerah di selatan Bekaa dan pinggiran selatan Beirut, meskipun mengalami kerugian signifikan dalam konflik dengan Israel.
Menurut laporan Al Arabiya, tujuan utama Hizbullah adalah untuk mengamankan jalur Homs hingga Damaskus dan garis pantai, guna mencegah faksi bersenjata menguasai wilayah tersebut.
"Hizbullah mengirim pasukan untuk mengamankan perlindungan jalan Homs hingga Damaskus," ujar sumber yang tidak disebutkan namanya.
Penutupan Perbatasan Lebanon-Suriah
Sebagai bagian dari upaya ini, Hizbullah juga menutup perbatasan Lebanon dengan Suriah.
Direktorat Keamanan Publik dan Komando Angkatan Darat Lebanon memutuskan untuk menutup penyeberangan dengan Suriah, kecuali penyeberangan Masnaa.
Langkah ini diambil untuk melindungi Lebanon dari ancaman yang muncul akibat situasi di Suriah.
"Jika situasi di Suriah semakin memburuk dan Homs jatuh ke tangan faksi bersenjata, mereka akan dapat memberikan ancaman di Damaskus," tambah sumber tersebut.
Baca juga: Perwira Senior Iran Dikirim ke Suriah Hadapi Oposisi di Homs
Dukungan untuk Rezim Assad
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menegaskan komitmen partainya untuk berdiri bersama rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dalam melawan oposisi.
Qassem menyatakan bahwa serangan oleh kelompok teroris bertujuan untuk menggulingkan rezim dan menciptakan kekacauan di Suriah.
"Mereka tidak akan dapat mencapai tujuan mereka meskipun telah melakukan berbagai tindakan dalam beberapa hari terakhir," kata Qassem.
Namun, ia tidak menjelaskan secara perinci bagaimana Hizbullah akan mendukung Suriah dalam menghadapi ancaman ini.
Perang Saudara Suriah
Perang saudara di Suriah dimulai pada tahun 2011, ketika rakyat Suriah menuntut diakhirinya kekuasaan keluarga al-Assad yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Sejak itu, kekerasan meningkat, dengan munculnya kelompok pemberontak dan intervensi militer dari Iran dan Rusia.
Hingga kini, konflik di Suriah masih berlanjut, dengan berbagai faksi bersenjata berusaha merebut kendali atas wilayah-wilayah strategis.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).