Caplok Hermon, Israel Serang 10 Depot Senjata Suriah yang Dikuasai Oposisi Pengguling Rezim Assad
TRIBUNNEWS.COM - Israel telah melakukan serangan terhadap 10 depot senjata dan fasilitas militer di wilayah Suriah yang dikuasai oleh kelompok yang menggulingkan rezim Baath (Rezim Assad) yang berkuasa selama 61 tahun .
Menurut informasi yang diperoleh Idari pejabat pemantau udara yang berafiliasi dengan oposisi, pesawat tempur Israel menargetkan sejumlah posisi di antaranya:
Baca juga: Nama-Nama Kandidat Pengambil Posisi Kepemimpinan di Suriah, Al-Julani Bukan di Daftar Puncak
Bandara Militer Mezzeh Damaskus
Quneitra Gara
Minket al-Hadab
Zona Keamanan Damaskus
Quneitra Tel al-Sham
Pusat Sains Militer Damaskus
Tel Aqrabeh di pedesaan Daraa
Pangkalan Militer Kalkaleh
Tel al-Talib di Daraa
dan berbagai lokasi di kota Ghita
Lokasi yang menjadi sasaran diketahui merupakan lokasi fasilitas militer strategis dan depot senjata.
"Pasukan Israel baru-baru ini menargetkan amunisi yang menimbulkan ancaman bagi sistem pertahanan udara Israel dan Suriah yang berisiko direbut oleh pemberontak," tulis harian Israel Haaretz mengutip sumber di militer Israel, dikutip Senin (9/12/2024).
Menurut sumber tersebut, runtuhnya tentara Suriah dapat memungkinkan kelompok bersenjata memasuki zona penyangga di perbatasan Israel.
Akibatnya, pasukan Israel telah dikerahkan ke daerah tersebut, bersiap menghadapi skenario di mana pasukan cadangan mungkin dibutuhkan.
Caplok Wilayah Gunung Hermon
Menurut Televisi Negara Israel KAN, militer Israel mengonfirmasi pendudukannya atas Gunung Hermon (Gunung Sheikh) di sisi Suriah di Dataran Tinggi Golan.
Dikatakan, unit angkatan udara Israel merebut sisi Suriah dari Gunung Sheikh untuk memperkuat posisi pertahanan terhadap "ancaman potensial" dari kelompok yang menggulingkan rezim Baath.
Operasi tersebut dilaporkan dimulai setelah kelompok ini mulai merebut posisi militer Suriah di dekat perbatasan Israel.
Setelah periode relatif tenang, bentrokan antara pasukan rezim Assad dan kelompok anti-rezim kembali terjadi pada 27 November di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.
Selama 10 hari, pasukan oposisi melancarkan serangan kilat, merebut kota-kota penting dan kemudian, pada hari Minggu, ibu kota Damaskus.
Kemajuan pesat, yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot, menyebabkan runtuhnya rezim Assad setelah 13 tahun perang saudara.
(oln/anadolu/*)