News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelantikan Akbar PCINU, Lazisnu, dan Fatayat di Turki: Peran Diaspora Nahdliyin sebagai Duta Bangsa

Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelantikan Akbar PCINU, Lazisnu, Fatayat Turkiye di Turki

TRIBUNNEWS.COM - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU), LAZISNU, PCI Fatayat Turki masa khidmat 2024–2026 resmi dilantik di İHH Afet Koordinasyon Merkezi, Bursa, Turki.

Prosesi pelantikan dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Nur Hidayat, M.A., bersama Bendahara Umum PP Fatayat NU, Hj. Wilda Tsurorah, S.Pd.I., M.Pd.

Mengusung semangat “Bersatu, Bersinergi, dan Membangun Bersama”, pelantikan ini menjadi gerakan awal dalam memperkuat persatuan dan sinergi Nahdliyin, diaspora Indonesia di Turki.

Acara ini turut dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama.

Dalam sambutannya, Dubes Rizal, menekankan pentingnya peran strategis kader muda Nahdlatul Ulama di Turki dalam menyiapkan generasi pemimpin masa depan, generasi emas, yang tidak hanya unggul dalam intelektualitas, tetapi juga kokoh menginternalisasi nilai-nilai NU.

“Kita (pengurus NU) harus bisa menjawab tantangan-tantangan yang diberikan oleh empat circle (lingkaran utama): tantangan warga Nahdliyin, tantangan bangsa Indonesia, tantangan umat Islam, dan tantangan dunia (kemanusiaan)”, tegasnya.

Pernyataan pemantik tersebut menjadi penekanan atas harapan dan fokus gerakan NU di Turki.

Penyerahan cindera mata oleh KH. Nur Hidayat kepada Dubes Rizal (PCINU Turki)

“Kita harapkan selama periode 2024–2026, para pemimpin yang diamanahkan dapat membawa teman-teman NU Turki untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, mengingat karakteristik warga Indonesia di Turki adalah (kebanyakan) mahasiswa. Fokus tujuan gerakan NU di Turki untuk menyiapkan pemimpin masa depan”, tambahnya.

PCINU Turki masa khidmat 2024–2026 dipimpin oleh Moh. Munirudin, B.A., selaku Ketua Tanfidziyah, dan Syahryanshah Sirajuddin, Lc. sebagai Rais Syuriah.

KH. Nur Hidayat, Wasekjen PBNU, dalam penyampaian arahannya mengutip hadits baginda Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya Allah subhanahu Wata’ala akan mengutus untuk umat ini pada penghujung seratus tahun orang-orang yang memperbaharui agama mereka (Mujaddid)”. 

Pembaharuan yang dimaksud tentunya bukan pada konteks usuli melainkan dalam hal furu’i.

Jika menengok sejarah tepat 100 tahun lalu kekhalifahan Turki Utsmani runtuh dan digantikan oleh sistem republik hingga saat ini, dua tahun setelahnya pada 31 Januari 1926 berdirilah Jam’iyah Nahdhlatul ‘Ulama. 

Lebih lanjut, ia mengajak hadirin untuk meluangkan waktu membaca Muqaddimah Qanun Asasi karya KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan pokok pikiran, pendirian dan pedoman dasar bagi perjalanan Jam’iyah Nahdlatul Ulama serta mengajak kembali melihat naskah Khittah dengan telaah yang mendalam, sebab pilihan kata dalam setiap paragraf disusun dengan sangat teliti dan hati-hati oleh penyusunnya yakni KH. Ahmad Siddiq.

“Dengan cara itu kita akan menjadi pribadi Nahdliyin yang kokoh secara prinsip dan tidak mudah terombang ambing.” jelasnya. Ia  juga menyinggung bagaimana pentingnya reorientasi dan positioning pada tubuh PCINU.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini